Investor baru kerek transaksi saham CSAP



JAKARTA. Komposisi kepemilikan saham PT Catur Sentosa Adiprana Tbk berubah. Akhir pekan lalu, NT Asset (Thailand) Co Ltd melalui NT Asian Discovery Fund membeli 21% atau setara 608 juta saham semiten berkode CSAP tersebut. Perusahaan hedge fund yang berbasis di Thailand ini mengambilalih saham CSAP yang dikuasai empat pemilik lama: PT Ekasentosa Jayasukses (12,94%), PT Budilestari Sentosa (3,47%), PT Darmapatria Sentosa Abadi (2,295%), serta PT Tunaskurnia Abadi (2,295%).

NT Asian membeli CSAP dengan harga premium, yakni senilai Rp 365 per saham. Harga ini lebih tinggi 17,7% dibandingkan harga penutupan CSAP pada Kamis (29/5) di level Rp 310 per saham. Alhasil, nilai transaksi saham itu mencapai sekitar Rp 221,92 miliar.

Mengacu ke keterbukaan informasi CSAP yang dirilis pada Senin (2/6), porsi kepemilikan perusahaan di CSAP tergerus. PT Ekasentosa, misalnya, kini hanya mendekap 2,81% saham. Bahkan tiga pemilik lama, Budilestari, Darmapatria dan Tunaskurnia kini tak memiliki saham CSAP.


Sebagai informasi, empat pemilik lama CSAP masih terafiliasi dengan pemegang saham mayoritas, yakni PT Buanatata Adisentosa yang masih menguasai 28,53% saham CSAP. NT Asset Management merupakan perusahaan investasi yang fokus pada perusahaan kapitalisasi kecil dalam satu regional, yakni di pasar Asia Tenggara.

Kehadiran pemilik baru mendongkrak harga saham CSAP. Kemarin (2/6), harga CSAP melonjak 11% menjadi Rp 363 per saham.

Reza Nugraha, analis MNC Securities, menilai kenaikan harga saham CSAP merupakan hal yang wajar ketika ada investor asing masuk dan membeli dengan harga premium. Apalagi, perusahaan yang memiliki jaringan ritel Mitra 10 dan Atria ini secara fundamental memiliki prospek menarik.

"Jaringan perusahaan sudah luas dan prospek ritel di Indonesia masih cukup tinggi. Sehingga investor asing tertarik masuk, karena perusahaannya sudah cukup kuat," kata dia kepada KONTAN. Namun ke depan, kenaikan harga saham CSAP diperkirakan tak akan sebesar kemarin.

"Plus-minusnya antara 3% sampai 5% dari harga pembelian premium tersebut," kata Reza. Hal ini lantaran likuiditas saham CSAP minim, sehingga tak akan menunjang kenaikan cukup tinggi. Harga bisa naik lagi jika ditopang kinerja fundamental.

Managing Partner Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, melihat harga saham CSAP berpeluang menuju harga jual ke NT Asian Doscovery di level Rp 365 per saham. "Namun, bisnis CSAP mendapatkan tantangan, antara lain dari depo bahan bangunan lain," katanya. Ia merekomendasikan beli CSAP dengan target Rp 365 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie