Investor benci ketidakpastian, bursa Asia stagnan



TOKYO. Bursa Asia bergerak terbatas menantikan siapa yang bakal jadi presiden baru Amerika Serikat. Sejauh ini, penghitungan awal suara belum menunjukkan dengan jelas kecenderungan pemenang pemilu AS.

Indeks MSCI Asia Pasifik tak banyak bergerak di perdagangan pagi. Indeks Australia naik 0.3% karena kenaikan komoditas semalam mendongkrak saham tambang. Indeks Korea yang dibuka menanjak sekarang turun 0,2%. Sementara indeks Nikkei naik tipis 0,1%.

“Pasar melihat ketidakjelasan di negara bagian Ohio sebagai bertambahnya risiko hasil pemilu yang tidak pasti. Ini memicu penjualan euro terhadap yen,” kata Yuji Saito, Direktur Valas di Credit Agricole Tokyo.


Secara umum, kemenangan Romney bakal direspon lebih positif oleh pasar saham lantaran kandidat Partai Republik ini pro-bisnis. Sedangkan kemenangan Obama bakal jadi sentimen positif bagi pasar obligasi karena Obama dipercaya lebih suka bunga rendah.

Namun, jika kompetisi suara begitu dekat, pasar jadi kian resah. “Sebab pasar benci ketidakpastian, dan sebagai hasilnya dana akan membanjiri dolar AS untuk mencari aman,” kata Neal Gilbert, market strategist GFT dalam laporan risetnya.

Kasus hasil pemilu yang tidak jelas ini pernah terjadi tahun 2000. Ketika itu, hasil suara Bush versus Al Gore sampai dibawa ke Mahkamah Agung AS.

Di luar pemilu AS, pasar juga akan mengamati perkembangan di Yunani. Hari ini, parlemennya akan mengadakan pemungutan suara guna memutuskan pemangkasan anggaran dan kenaikan pajak senilai 13,5 juta euro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: