Investor beralih, kontrak berjangka kopi dilirik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan harga komoditi kopi berjangka ke depan diprediksi masih akan dipenuhi oleh volatilitas. Meskipun begitu, Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) optimistis volume transaksi komoditi kopi bisa tembus 510.000 lot di akhir tahun ini. 

Sebagai informasi, BBJ atau Jakarta Futures Exchange (JFX) membukukan lonjakan transaksi kontrak komoditi sebanyak 25,43% secara year on year (yoy) hingga kuartal III-2020. Selama periode sembilan bulan pertama 2020 tersebut, kenaikan transaksi dicatat sebanyak 252.304 lot menjadi 1,24 juta lot dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni 992.187 lot.

Dari jumlah tersebut, kontrak kopi masih menjadi primadona dengan pertumbuhan volume transaksi 63,06% yoy menjadi 416.530 lot hingga kuartal III-2020. Adapun kontribusi komoditi kopi terhadap total volume transaksi hingga kuartal III-2020 mencapai 33,4%.


"Untuk ke depannya, masih sangat memungkinkan terjadi fluktuasi harga hingga akhir tahun ini," kata Direktur Utama BBJ Stephanus Paulus Lumintang kepada Kontan.co.id, Kamis (8/10). 

Baca Juga: Di kala pandemi, industri pengolahan kakao sumbang ekspor US$ 549 juta

Adapun faktor yang menyebabkan fluktuasi harga, lantaran komoditi kopi saat ini dijadikan sebagai alternatif investasi oleh para investasi. Hal tersebut terjadi karena beberapa instrumen investasi cenderung mengalami penurunan cukup jauh, sehingga investor banyak yang beralih ke market JFX. 

Alhasil, kondisi tersebut sekaligus mendorong kontrak kopi mengalami pertumbuhan di BBJ, seiring dengan fluktuasi harga komoditas tersebut. Untuk contract size, kopi jenis Robusta sebesar 5 ton sedangkan untuk Arabika 2 ton.

Baca Juga: Ekspor Indonesia turun 4,62% di Agustus 2020, ini penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati