Investor bisa trading jangka pendek di pasar SUN untuk memanfaatkan momentum



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan naik pada perdagangan Jumat (14/12). Hal ini seiring katalis positif dari optimisme pelaku pasar terhadap isu perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Hanya saja, para pelaku pasar perlu mewaspadai potensi penguatan nilai tukar dollar AS terhadap mata uang regional, termasuk rupiah, jelang pelaksanaan FOMC Meeting dan berakhirnya stimulus moneter dari European Central Bank (ECB) pada Desember 2018.

Secara teknikal, harga SUN masih bergerak dalam tren penurunan sehingga membatasi potensikenaikan harga SUN. “Volume perdagangan masih akan terbatas di saat para pelaku pasar sedang mencermati hasil FOMC yang diikuti oleh Rapat Dewan Gubernur BI pada pekan depan,” terang Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra dalam riset, hari ini.


Sebelumnya, penguatan rupiah terhadap dollar AS mendorong terjadinya kenaikan harga SUN pada perdagangan Kamis (13/12) kemarin. Harga SUN tenor pendek mengalami kenaikan hingga 15 bps sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 6 bps.

Harga SUN tenor menengah naik antara 20 bps hingga 65 bps sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil sekitar 6—12 bps. Sedangkan SUN tenor panjang mengalami kenaikan harga berkisar antara hingga 90 bps sehingga imbal hasilnya turun 10 bps.

Di tengah potensi kenaikan harga, Made menyarankan investor untuk melakukan strategi trading jangka pendek dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga SUN di pasar sekunder. Beberapa seri yang dapat dicermati pada perdagangan hari ini antara lain FR0061, FR0043, FR0063, FR0070, FR0056, FR0042, FR0073, FR0058, FR0074, FR0068 dan FR0072.

Adapun sejumlah seri Sukuk Negara yang juga dapat dijadikan pilihan pada hari ini antara lain PBS016, PBS006, PBS019 dan PBS013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati