Investor cenderung wait and see hasil pemilu, IHSG turun tipis di bulan April 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2019 sudah beranjak meninggalkan bulan April. Sepanjang April 2019, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak secara fluktuatif. Bila mengacu pada data Bloomberg, posisi IHSG di awal bulan berada pada posisi 6.481. Sedangkan ketika ditutup pada akhir perdagangan bulan April 2019, posisi IHSG berada di level 6.455. Itu berarti, IHSG sepanjang bulan April 2019 turun 0,2%.

Secara sektoral, indeks sektor properti tercatat naik paling tinggi dibandingkan indeks sektor lainnya. Asal tahu, indeks properti selama April 2019 tumbuh sebesar 4,68%.

Setelah itu indeks saham sektor keuangan menyusul dengan penguatan sebesar 2,76%. Lalu indeks saham sektor aneka industri dan indeks perdagangan yang naik masing-masing sebesar 2,51% dan 0,48%.


Sedangkan indeks saham sektoral yang turun paling dalam selama April 2019 adalah indeks saham sektor industri dasar dan kimia yang  merosot 6,29%. Diikuti indeks saham sektor pertambangan yang terkoreksi 3,80% sepanjang April 2019. Lalu setelahnya ada indeks saham sektor pertanian dan infrastruktur yang masing-masing turun sebesar 1,54% dan 0,42%.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, penurunan tipis indeks selama bulan April 2019 tak bisa dilepaskan dari adanya momentum pemilihan umum. “Ketidakpastian dan beberapa kericuhan kecil pasca pemilu membuat investor cenderung menahan diri,” kata analis yang kerap disapa Didit itu kepada Kontan.co.id, Jumat (3/5).

Sedangkan Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana memberikan pandangannya mengenai pergerakan indeks saham secara sektoral. Pertumbuhan indeks saham sektor properti dan keuangan misalnya, kata Wawan, tak bisa lepas dari hasil hitung cepat pemilihan umum. Unggulnya pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Maaruf Amin turut melambungkan pertumbuhan sektor-sektor tersebut.

“Selama April, khususnya pasca pemilu, pasar memproyeksikan bahwa pemerintahan selanjutnya masih akan menggenjot pembangunan fisik. Selain itu, ekspektasi pasar pada waktu itu terhadap suku bunga The Fed yang akan turun lantas juga mengerek sektor keuangan,” katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/5).

Sedangkan indeks sektor yang menurun, Wawan menilai, hal tersebut tak dapat dilepaskan dari harga beberapa komoditas yang terkoreksi seperti batubara. “Selain itu juga industri dasar yang ditopang emiten besar berbasis semen sedang mengalami paceklik sehingga indeks aneka industri merosot,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat