Shanghai. Jual saham Anda sekarang juga, sebelum semuanya terlambat. Kira-kira begitulah saran Huang Weimin, manajer
hedge fund yang memperoleh keuntungan lebih dari 6.200% di sepanjang tahun lalu dalam perdagangan bursa berjangka China. Pria 45 tahun, mantan pekerja perusahaan milik negara tersebut, mendadak menjadi bintang pasar bursa berjangka China setelah membuat taruhan yang tepat pada pergerakan harga saham yang membawa Yourong Fund ke puncak peringkat tertinggi dalam performanya.
Ia membawa kemenangan secara beruntun hingga awal tahun ini dengan keuntungan 35% hingga 22 Januari 2016 lalu, setelah melego sahamnya pada bursa berjangka beberapa hari sebelum performa pasar terburuk terjadi belum lama ini. Indeks harga saham Shanghai sendiri tercatat turun 1,6% dan membawa kerugian sejauh ini menjadi 18%. Huang yang menggawangi Yourong Fund pada tahun 2014 silam ini mengatakan, indeks harga saham Shanghai berpotensi turun 15% lagi pada semester pertama tahun ini. Perkiraannya itu tidak terlepas dari perlambatan pertumbuhan ekonomi Cina, arus modal keluar dan pelemahan nilai tukar terhadap yuan. Ia berpendapat, penurunan indeks pada bursa berjangka masih akan terjadi. Ia menyarankan agar investor untuk segera menghindari kerugian lebih lanjut dengan menukar seluruh asetnya menjadi uang tunai. "Saya tidak optimis dengan tahun ini. Saran saya, pegang uang tunai. Lalu menunggu dan menyaksikan yang akan terjadi," ujarnya, kemarin. Menurut pria yang mengelola lebih dari 100 juta yuan setara US$ 15,2 juta lewat Yourong Fund ini, banyak dari 99 juta investor China yang telah melakukan hal itu. Volume ekuitas kas pasar sebesar US$ 5,6 triliun telah merosot ke level terendah dalam tiga bulan pada akhir pekan lalu. Sementara, perdagangan saham di bursa berjangka telah turun sekitar 99% sejak Juni 2015. Upaya ceroboh dari pemerintah China, Huang menilai, telah memperdalam pesisme pasar pada pekan pertama tahun ini. Alih-alih membuat pasar tenang, investor malah terpicu untuk panik. Lebih dari 700 reksa dana terpaksa dicairkan secara prematur pada tahun lalu. Shenzhen Rongzhi Investment Consultant Co menyebutkan, Yourong Fund menjadi pemain terbaik di antara 310 pemain bursa berjangka swasta di China. Rival perusahaan ini hanya mengantongi keuntungan di atas 1.000%. Sementara, seperlima dari rekan-rekannya yang lain mencatatkan kerugian. Dalam wawancaranya dengan Bloomberg, pekan lalu, Huang mengungkapkan, ia telah beralih ke taruhan jangka pendek ketika volatilitas meningkat. Misalnya, sebuah taruhan jangka pendek yang ia lakukan dengan Everbright Securities Co yang kemudian ia jual dan berhasil mendapuk untung 11% pada pertengahan tahun lalu. Tidak sampai disitu, dua bulan setelahnya, Huang melakukan strategi keluar-masuk dari pasar dan berhasil membuat taruhan paling menguntungkan pada Agustus 2015 lalu. "Ini seperti berselancar. Anda harus menari di atas ombak," tutur dia. Huang melihat, pasar saham China masih akan tertekan tahun ini, baik yang didorong perlambatan ekonomi China maupun arus modal keluar yang diperkirakan mencapai US$ 1 triliun di sepanjang tahun lalu. Ia menilai, potensi terjadi lonjakan penyediaan saham baru semakin besar. Saat ini, 660 perusahaan China tengah menanti untuk melempar saham melalui penawaran umum perdana. Li Yuanchao, Wakil Presiden China mengungkapkan, pemerintah akan menjaga intervensi di pasar saham untuk memastikan beberapa spekulan tidak mengambil untung dengan mengorbankan investor lainnya. Intervensi ini membuat hidup Huang menjadi sulit karena aksinya menjadi pedagang jangka pendek. Namun demikian, Cai Zhongyu, investor yang mengagumi Huang menyebutkan, ia telah mengikuti rekomendasi Huang yang dibagikan dalam grup obrolan online. "Berkat dia. Saya meraup untung hingga 300%. Arahannya selalu tepat sasarannya. Anda harus mengakui itu," pungkasnya. Thomas Schroeder, seorang analis pasar saham menambahkan, aksi jual di pasar bursa saham China terus berlanjut. Indeks harga saham Shanghai diprediksi akan turun menjadi 2.400. Setiap pantulan yang terjadi akan berumur pendek. Reli yang terjadi selama dua hari kemarin menjadi tolak ukur indeks saham Shanghai akan turun lebih lanjut.
"Akan lebih menyakitkan ke depan. Masih ada beberapa tahap akhir kelemahan yang harus dilalui pada satu kuartal atau dua kuartal berikutnya," imbuh Schroeder yang juga menjabat sebagai Managing Director Chart Mitra Group Ltd. Tom DeMark, analis pasar saham lainnya membenarkan aksi jual yang deras di pasar ekuitas China di sepanjang tahun lalu. Ia bahkan memperkirakan, indeks saham Shanghai bakal jatuh ke posisi 2.500 - 2.600. "Kami masih belum melihat kapitulasi. Yuan Cina, indeks saham Shanghai dan saham Hong Kong masih lemah," terang dia.
Editor: Adi Wikanto