Investor China kuasai pasar obligasi Korsel



SEOUL. Kondisi investasi dalam negeri memburuk, investor China melarikan duitnya ke Korea Selatan (Korsel). Saat ini, investor China menguasai obligasi korporasi perusahaan Negeri Gingseng, menggeser dominasi Amerika Serikat (AS).

Per akhir Februari, investor China tercatat memiliki obligasi Korsel mencapai 17,5 triliun won atau setara US$ 15 miliar. Kepemilikan investor China ini menyumbang 20% dari total kepemilikan asing di pasar obligasi Korsel.

Tahun lalu, China menggeser posisi AS sebagai pemegang obligasi Korsel karena AS menarik dana 3,7 triliun won pada 2015. Pada periode sama, korporasi China melakukan aksi beli 74 miliar won di pasar obligasi.


Dus, investasi China di perseroan Korsel menembus rekor US$ 2,5 miliar pada 2015. Investor China menjadi pembeli 10 dari 32 akuisisi di sepanjang 2015, disusul investor Uni Eropa (UE) dan AS. Kepemilikan China di obligasi Korsel ditengarai sebagai salah satu upaya pemerintah untuk mendiversifikasi cadangan devisa dalam mata uang asing.

Alasan lain, investor China mengalihkan dananya ke sektor yang bertumpu pada jasa lantaran daya beli dari domestik China melemah. Bulan ini, duit asing kembali masuk bursa finansial Korsel (inflow) setelah aliran dana keluar mulai mereda di Februari.

Mengacu data Bloomberg, dana asing masuk sebesar US$ 1,1 miliar ke pasar obligasi dan US$ 3 miliar selama tiga pekan di Maret 2016. Sektor jasa Ketertarikan investor China di Korsel bergeser dari sektor manufaktur ke sektor jasa.

Dulu, investor China getol mengakuisisi perusahaan semikonduktor dan komputer. Kini, China getol mencaplok perusahaan jasa, khususnya sektor hiburan dan budaya yang menjadi salah satu kekuatan ekonomi Korsel. Tahun lalu, aksi konglomerasi Anbang Insurance Group membeli saham Tongyang Life Insurance seharga 1,13 triliun won menandai maraknya transaksi jumbo antar kedua negara.

Ada pula Jumei International Holding mengakuisisi produsen kosmetik It’s Skin Co dan DMG Entertainment and Media menguasai saham Chorokbaem Media. “Korporasi China memanfaatkan skema akuisisi dan merger untuk mengembangkan teknologi dan memperbesar pasar," ujar Lee Eun Mi, analis Institute forInternational Trade seperti dikutip Bloomberg, kemarin.

Sejatinya, ekonomi dua negara tetangga ini sudah erat. China merupakan negara tujuan ekspor terbesar atau menyumbang 25% dari total ekspor Korsel. Sementara, China menyukai aset Korsel yang tetap tumbuh positif.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie