JAKARTA. Di tengah ramainya penerbitan obligasi oleh korporasi di pasar saat ini, PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN), mengklaim telah menawarkan kupon menarik agar mampu menarik minat para pemilik dana. Emisi ini adalah penerbitan tahap pertama dari emisi obligasi berkelanjutan Mandala Multifinance senilai total Rp 1,5 triliun. Perusahaan multifinance tersebut membanderol kupon berkisar 7% hingga 9,5% untuk tiga seri obligasi yang hendak ditawarkannya dalam waktu dekat itu. Total nilai emisi obligasi yang ditargetkan sebesar Rp 500 miliar akan dibagi dalam tiga seri. Seri A bertenor 370 hari akan menawarkan kupon 7%-8%. Sedangkan seri B bertenor dua tahun akan ditawarkan dengan kupon 8%-9%. Kemudian, seri C bertenor tiga tahun memiliki kupon 8,5%-9,5%. Rayendra L. Tobing, Direktur Indo Premier Securities, menuturkan, tingkat kupon yang ditetapkan penjamin emisi bersama perseroan sudah cukup menarik dan memperhitungkan kondisi pasar saat ini. "Kami juga melihat kondisi pricing dari obiligasi dengan rating sejenis yang ada di pasar dan pricing obligasi dari penerbitan terdahulu," ujarnya, Rabu (6/6).
Investor diprediksi meminta kupon tinggi
JAKARTA. Di tengah ramainya penerbitan obligasi oleh korporasi di pasar saat ini, PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN), mengklaim telah menawarkan kupon menarik agar mampu menarik minat para pemilik dana. Emisi ini adalah penerbitan tahap pertama dari emisi obligasi berkelanjutan Mandala Multifinance senilai total Rp 1,5 triliun. Perusahaan multifinance tersebut membanderol kupon berkisar 7% hingga 9,5% untuk tiga seri obligasi yang hendak ditawarkannya dalam waktu dekat itu. Total nilai emisi obligasi yang ditargetkan sebesar Rp 500 miliar akan dibagi dalam tiga seri. Seri A bertenor 370 hari akan menawarkan kupon 7%-8%. Sedangkan seri B bertenor dua tahun akan ditawarkan dengan kupon 8%-9%. Kemudian, seri C bertenor tiga tahun memiliki kupon 8,5%-9,5%. Rayendra L. Tobing, Direktur Indo Premier Securities, menuturkan, tingkat kupon yang ditetapkan penjamin emisi bersama perseroan sudah cukup menarik dan memperhitungkan kondisi pasar saat ini. "Kami juga melihat kondisi pricing dari obiligasi dengan rating sejenis yang ada di pasar dan pricing obligasi dari penerbitan terdahulu," ujarnya, Rabu (6/6).