Investor Diramal Lebih Berhati-hati pada Lelang SUN Selasa (22/8), Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor diperkirakan lebih berhati-hati pada lelang Surat Utang Negara (SUN), Selasa (22/8). Situasi risk off meliputi pasar obligasi di awal pekan.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menilai, tekanan di pasar finansial saat ini cukup besar terutama dari eksternal. Inflasi Amerika Serikat (AS) yang belum sesuai sasaran The Fed di level 2% masih membayangi pasar akan suku bunga tinggi.

Indeks harga konsumen (CPI) AS menunjukkan peningkatan moderat di bulan Juli sebesar 3,2% YoY, lebih tinggi dari 3,0% di bulan Juni.


CPI AS yang lebih tinggi diikuti oleh data indeks harga produsen (PPI) Amerika Serikat. PPI AS secara bulanan naik sebesar 0,3% di bulan Juli, lebih tinggi dari data bulan Juni yang flat 0,1%.

Baca Juga: Penguatan Dolar dan Imbal Hasil Obligasi AS Meredupkan Kilau Emas

Ramdhan menyebutkan, tekanan di pasar obligasi terlihat dari kenaikan yield SUN dalam sepekan ini, sementara harga obligasi menurun. Yield SUN acuan tenor 10 tahun saat ini di kisaran 6,3%.

"Biasanya investor akan berhati-hati dalam kondisi pasar penuh tekanan," ucap Ramdhan kepada Kontan.co.id, Minggu (20/8).

Kendati demikian, Ramdhan melihat target indikatif pemerintah pada lelang SUN pekan depan sebesar Rp 14 triliun - Rp 21 triliun masih bisa tercapai. Investor domestik bakal mendominasi pasar lelang surat utang negara, di saat investor luar wait and see.

Penawaran masuk diperkirakan masih bisa menembus Rp 25 triliun - Rp 30 triliun, namun cenderung mendekati batas bawah dari target indikatif sekitar Rp 15 triliun.

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, berlanjutnya tren kenaikan yield obligasi Pemerintah AS dan Eropa diperkirakan dapat kembali meningkatkan tekanan di pasar surat utang Indonesia di awal pekan ini. 

Namun demikian, potensi kenaikan yield di pasar domestik dapat dibatasi oleh tren inflasi domestik yang rendah dan terkendali, serta siklus kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang telah mencapai puncaknya. 

"Dengan beberapa hal tersebut, yield di pasar surat utang Indonesia diperkirakan masih akan bergerak sideways dalam rentang yang terbatas," kata Reza kepada kontan.co.id, Jumat (18/8).

Baca Juga: Investasi Global Melalui Instrumen Reksadana

Reza mencermati, pergerakan yield SUN masih terbatas di pasar obligasi berdenominasi Rupiah. Yield SUN bergerak variatif pada kisaran 1 – 3 bp, dimana yield SUN tenor 10 tahun tidak banyak berubah dari posisi penutupan.

Sebagai informasi, total penawaran masuk pada lelang SUN tanggal 8 Agustus 2023 tercatat sebesar Rp 32,54 triliun. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan jumlah penawaran masuk pada lelang SUN dua pekan sebelumnya yang sebesar Rp 30,99 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi