KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor domestik masih merajai perdagangan bursa saham Indonesia. Ini terlihat dari komposisi nilai perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang tahun ini. Hingga 31 Mei 2023, jumlah investor pasar modal mencapai 11,06 juta atau tumbuh 7% dari akhir 2022 di 10,31 juta. Sementara investor saham dalam negeri sebesar 4,75 juta. Adapun 16,9% dari nilai tersebut merupakan investor ritel. Kemudian 34,2% merupakan investor institusi domestik. Sisanya 48,8% merupakan investor institusi asing.
BEI mencatatkan sepanjang Januari–Mei 2023, Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) berada di posisi Rp 10,5 triliun. Dari nilai tersebut, ritel berkontribusi sebesar Rp 3,9 triliun atau 37,6%.
Baca Juga: IHSG Menguat Pada Rabu (12/7), Simak Proyeksinya untuk Perdagangan Kamis (13/7) Kemudian investor domestik institusi menyumbang Rp 2,9 triliun atau setara dengan 27,4%. Sedangkan komposisi institusi asing mencapai Rp 3,7 triliun, yang setara dengan 35%. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman bilang dengan komposisi tersebut, hal ini membuktikan bahwa investor domestik cukup resilience dengan gejolak yang ada. "Investor domestik cukup resilience dalam menghadapi gejolak yang ada terhadap perubahan indeks karena cukup mendominasi secara nilai transaksi," kata Iman baru-baru ini.
Mendapat Tekanan Global
Namun dominasi investor asing ini belum mampu mendorong pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sepanjang tahun ini, indeks komposit sudah turun 0,62% di level 6.808,21 per Rabu (12/7). Praktisi Pasar Modal Hans Kwee menjelaskan tekanan tersebut bukan hanya dari hengkangnya investor asing di pasar saham Indonesia, tetapi juga tertekannya minat investor domestik karena sentimen global. "Akhir tahun lalu investor asing sudah lalu ke China karena ada re-opening. Tekanan juga datang dari bank sentral untuk menaikkan suku bunga," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (12/7). Direktur Infovesta Utama Parto Kawito menuturkan pergerakan indeks lebih dipengaruhi oleh perlambatan laju indeks sektoral, seperti keuangan, energi dan teknologi. Dia menilai sektor keuangan berpotensi menarik modal asing masuk. Walaupun sudah ada pergerakan, tetapi aliran dana asing belum begitu masif, ditambah asing cenderung masuk ke perbankan dengan kapitalisasi menengah.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,17% ke 6.808 Pada Rabu (12/7), BUKA, ACES, GOTO Jadi Top Gainers LQ45 "Jika dana asing masuk maka akan menambah permintaan yang sudah di inisiasi investor lokal. Namun investor lokal biasanya investasi jangka pendek," tutur Parto.
Namun keduanya menilai, IHSG berpotensi menembus level 7.000 di semester kedua ini, tanpa bantuan asing. Mengingat gap posisi IHSG saat ini tidak terpaut jauh. Parto menilai dengan posisi IHSG saat ini relatif gampang untuk menembus level 7.000 oleh permintaan investor domestik, tapi yang diperlukan ialah pemantik agar bisa semakin kuat. "Sekarang sebagian investor masih wait and see dengan perkembangan suku bunga, politik dalam dan luar negeri, laporan keuangan tengah tahunan emiten," jelas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi