Investor Global Akan Cenderung Selektif Berinvestasi Akibat Inggris dan Jepang Resesi



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Perekonomian di negara-negara maju diprediksi mengalami tekanan tahun ini. Bahkan ekonomi Jepang dan Inggris sudah masuk ke jurang resesi.

Kepala Riset Makroekonomi dan Pasar Keuangan Bank Syariah Indonesia (BSI) Kahfi Riza menyampaikan, volatilitas pasar keuangan global saat ini semakin meningkat setelah Jepang dan Inggris  mengalami resesi.

“Hal tersebut akan berdampak terhadap minat investor global yang akan cenderung lebih selektif dalam berinvestasi,” tutur Kahfi kepada Kontan, Rabu (21/2).


Ia menyebut meningkatnya volatilitas di negara maju akan mendorong aliran dana ke emerging market, termasuk Indonesia.

Meski begitu, Kahfi menilai, peluang untuk menarik dana global melalui penerbitan global bond di tahun ini masih terbuka. Hal ini sejalan dengan kebutuhan pendanaan APBN di tahun anggaran yang sedang berjalan. 

Baca Juga: Ada Resesi, Ekonom Sarankan Pemerintah Tunda Penerbitan Global Bond

Hal ini sejalan dengan kepemilikan asing atas Surat Berharga Negara (SBN) berada di level 15%.

Meski demikian, penerbitan obligasi dalam negeri diperkirakan akan tetap menjadi prioritas sebagai upaya pendalaman pasar, yang juga akan menjaga stabilitas nilai tukar.

Terkait imbal hasil penerbitan global bond di sepanjang tahun 2024, Kahfi memperkirakan, akan cenderung flat atau tetap, baik dalam mata uang dollar Amerika Serikat maupun rupiah, mengingat tekanan masih cukup tinggi.

“Imbal hasil global bond 10 tahun akan ada di range 4,51% - 5,01% (dalam bentuk USD) dan untuk global bond 10  tahun (rupiah) masih di 6,18% - 6,68%,” ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat