Investor global semakin khawatir terjadi resesi ketika wabah corona menyebar di AS



KONTAN.CO.ID -  NEW YORK. Frekuensi penggunaan kata-kata "bear market" dan recession" semakin meningkat ketika investor mencoba menilai seberapa parah wabah virus corona baru akan merusak pertumbuhan ekonomi global dan sejauh ini wabah tersebut bisa lebih jauh membebani harga saham.

Mengutip Reuters, Senin (9/3), wabah corona dengan cepat memicu ayunan keras di pasar global seluruh dunia. Banyak investor mengatakan bahwa ada sedikit kejelasan mengenai dampak virus corona dan seberapa efektif langkah pemerintah memeranginya.

Baca Juga: Virus corona memaksa orang AS menghindari keramaian dan batalkan wisata kapal pesiar

Namun hal ini masih menyulitkan bagi investor untuk mengukur seberapa besar kerusakan ekonomi yang ditimbulkannya, termasuk aset di pasar saham.

Rabobank dalam sebuah catatan awal pekan ini mengatakan, strategi awal di sebagian negara-negara Barat, yang tidak melakukan apa-apa dan memberi tahu semua orang baik-baik saja, ternyata tidak efektif.

Ketika virus ini menyebar ke Amerika Serikat, para investor semakin khawatir tentang sejumlah faktor, termasuk respons pemerintah yang bebeda-beda, kebingungan pemerintah mengenai jumlah kasus dan kekhawatiran yang membuat mereka takut tertular virus corona.

Baca Juga: Saham teknologi AS berguguran, investor ambil untung karena cemas wabah corona

Kemudian pembatasan ruang gerak yang diberlakukan justru menekan pengeluaran konsumen dan merusak perekonomian.

“Pasar belum mengetahui fakta. Kami berpikir 20% lebih rendah lagi di pasar ekuitas tahun ini, ”kata John Lekas, CEO dan Manajer Portofolio Senior di Leader Capital, yang melihat kemungkinan resesi. "Pada dasarnya kita baru saja melompat dari gedung 20 lantai dan kita berada di lantai 10," imbuhnya.

Editor: Noverius Laoli