SEOUL. Mata uang Korea Selatan, won, mengalami koreksi tertajam dalam pergerakan sebulan terakhir. Tekanan terhadap won masih dipicu kekhawatiran krisis utang Uni Eropa yang memicu investor menjauhi aset-aset beresiko.Won jatuh 0,9% ke posisi 1.088,25 per dollar AS, pada pukul 9.39 pagi di Seoul. Ini merupakan penurunan terdalamnya sejak 23 Mei. Adapun, hingga pukul 9.35 WIB, pairing USD/KRW berada di level 1084,80. Sementara, indeks Kospi juga terkoreksi 1,3%, karena penjualan saham para investor asing melebihi jumlah yang mereka beli. Analis mata uang dari Woori Futures Co. Byeon Ji Young menilai, kekhawatiran krisis utang Yunani bisa menyebar ke negara Eni Eropa lainnya, termasuk Italia dan Portugal, menyebabkan investor menghindari aset-aset beresiko. "Kekhawatiran tersebut bisa membebani saham dan mata uang di negara berkembang," ujarnya.Bank Sentral Eropa telah memperingatkan keruntuhan Yunani bisa melumpuhkan negara-negara pemberi pinjaman dan bisa merugikan bank-bank regional Uni Eropa yang mengalami tekanan untuk meningkatkan modal. Kepala Kementerian Keuangan Eropa akan memutuskan apakah Yunani bisa memenuhi persyaratan yang telah diajukan untuk bantuan tahap II, pada 3 Juli.
Investor hindari aset beresiko, won koreksi tertajam dalam sebulan
SEOUL. Mata uang Korea Selatan, won, mengalami koreksi tertajam dalam pergerakan sebulan terakhir. Tekanan terhadap won masih dipicu kekhawatiran krisis utang Uni Eropa yang memicu investor menjauhi aset-aset beresiko.Won jatuh 0,9% ke posisi 1.088,25 per dollar AS, pada pukul 9.39 pagi di Seoul. Ini merupakan penurunan terdalamnya sejak 23 Mei. Adapun, hingga pukul 9.35 WIB, pairing USD/KRW berada di level 1084,80. Sementara, indeks Kospi juga terkoreksi 1,3%, karena penjualan saham para investor asing melebihi jumlah yang mereka beli. Analis mata uang dari Woori Futures Co. Byeon Ji Young menilai, kekhawatiran krisis utang Yunani bisa menyebar ke negara Eni Eropa lainnya, termasuk Italia dan Portugal, menyebabkan investor menghindari aset-aset beresiko. "Kekhawatiran tersebut bisa membebani saham dan mata uang di negara berkembang," ujarnya.Bank Sentral Eropa telah memperingatkan keruntuhan Yunani bisa melumpuhkan negara-negara pemberi pinjaman dan bisa merugikan bank-bank regional Uni Eropa yang mengalami tekanan untuk meningkatkan modal. Kepala Kementerian Keuangan Eropa akan memutuskan apakah Yunani bisa memenuhi persyaratan yang telah diajukan untuk bantuan tahap II, pada 3 Juli.