JAKARTA. Mumbai Grup asal India berminat untuk menanamkan investasinya di bandara Indonesia.Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Herry Bakti S Gumay mengaku bahwa perusahaan tersebut sudah menyampaikan minat tersebut secara langsung bulan lalu. Yaitu dengan menanyakan di bandara mana saja mereka bisa menanamkan modalnya."Kami tawarkan setidaknya tujuh bandara yang ingin dikembangkan kepada mereka. Yaitu Samarinda, Banten, Kalimantan Barat, Kertajati dan Denpasar. Kebanyakan pembangunan itu untuk pengembangan terminal baru," ujar Herry, Rabu (1/9).Menurut Herry, tidak menutup kemungkinan pemerintah akan menawarkan pengembangan Bandara Soekarno-Hatta kepada perusahaan tersebut. Menyusul rencana Kementerian BUMN untuk mencarikan mitra bagi PT Angkasa Pura II (Persero) dalam mengembangkan bandara tersebut."Sampai saat ini tidak ada ketentuan investor asing tidak boleh mayoritas dalam investasi bandara. Karena toh bandara tersebut akan tetap ada di Indonesia, tidak bisa mereka bawa pulang. Nanti tinggal hitung-hitungan pembagian revenue saja antar keduanya," jelasnya.Sementara itu, Direktur Utama Angkasa Pura II Tri S Sunoko mengaku tengah mengevaluasi skema terbaik kerja sama dengan calon investor Bandara Soekarno-Hatta tersebut. Untuk kemudian diajukan ke Kementerian BUMN."Kemungkinan nanti akan dibentuk holding company. Karena kalau dari sisi pendanaan, tentu akan berat bagi kami untuk investasi sendiri," pungkas Tri.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Investor India tertarik investasi bandara di Indonesia
JAKARTA. Mumbai Grup asal India berminat untuk menanamkan investasinya di bandara Indonesia.Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Herry Bakti S Gumay mengaku bahwa perusahaan tersebut sudah menyampaikan minat tersebut secara langsung bulan lalu. Yaitu dengan menanyakan di bandara mana saja mereka bisa menanamkan modalnya."Kami tawarkan setidaknya tujuh bandara yang ingin dikembangkan kepada mereka. Yaitu Samarinda, Banten, Kalimantan Barat, Kertajati dan Denpasar. Kebanyakan pembangunan itu untuk pengembangan terminal baru," ujar Herry, Rabu (1/9).Menurut Herry, tidak menutup kemungkinan pemerintah akan menawarkan pengembangan Bandara Soekarno-Hatta kepada perusahaan tersebut. Menyusul rencana Kementerian BUMN untuk mencarikan mitra bagi PT Angkasa Pura II (Persero) dalam mengembangkan bandara tersebut."Sampai saat ini tidak ada ketentuan investor asing tidak boleh mayoritas dalam investasi bandara. Karena toh bandara tersebut akan tetap ada di Indonesia, tidak bisa mereka bawa pulang. Nanti tinggal hitung-hitungan pembagian revenue saja antar keduanya," jelasnya.Sementara itu, Direktur Utama Angkasa Pura II Tri S Sunoko mengaku tengah mengevaluasi skema terbaik kerja sama dengan calon investor Bandara Soekarno-Hatta tersebut. Untuk kemudian diajukan ke Kementerian BUMN."Kemungkinan nanti akan dibentuk holding company. Karena kalau dari sisi pendanaan, tentu akan berat bagi kami untuk investasi sendiri," pungkas Tri.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News