Investor Italia siap investasi di Indonesia



JAKARTA. Penurunan outlook utang luar negeri Indonesia oleh Standard & Poor's dari positif menjadi stabil ternyata tak mempengaruhi minat investor asing berinvestasi ke Indonesia. Buktinya, ada 57 perusahaan, delapan kelompok perbankan dan 10 asosiasi bisnis asal Italia yang siap berinvestasi di Indonesia.Misi bisnis perusahaan-perusahaan asal negeri Pizza tersebut berfokus pada sektor otomotif dan suku cadang, infrastruktur, energi dan lingkungan, telekomunikasi dan peralatan mekanik. Sektor infrastruktur meliputi konstruksi dan perumahan, sedangkan sektor peralatan mekanik adalah instrumentasi, tekstil, alas kaki, perkayuan, mesin plastik, industri agro dan kemasan.Kedatangan 140 delegasi asal Italia hendak menjajaki peluang kolaborasi dan investasi di Indonesia. Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri, ini adalah pertama kalinya delegasi Italia datang dalam jumlah besar ke Indonesia. "Ini menunjukan Indonesia sebagai tempat yang diperhatikan negara Eropa termasuk Italia," katanya selepas membuka acara Misi Bisnis Italia ke Indonesia, Senin (6/5).Apalagi negara-negara Eropa saat ini memerlukan tempat lainnya untuk memperkaya portofolionya. Terlebih setelah di kawasan tersebut terkena krisis ekonomi. Dan kawasan Asia menjadi menarik bagi investor asal Eropa untuk memperbaharui portofolionya.Presiden Italian Trade Promotion Agency (Lembaga promosi perdagangan Italia) Riccardo Monti, menyebut Indonesia menempati salah satu peringkat utama dalam daftar lokasi bagi investor internasiona yang mencari lingkungan bisnis yang ramah dan aman. Selain itu,  54% kegiatan impor ekspor dunia terjadi di pasar kawasan Asia, pasar masa depan yang menjamin saluran bagi kekayaan bahan baku. Selain itu pertambahan penduduk dan juga peningkatan produktivitas terutama dalam sektor teknologi tinggi seperti transportasi, telekomunikasi, logistik dan sumber energi baru. Sementara untuk kedatangan delapan kelompok perbankan ke Indonesia pun dilakukan agar dapat melakukan kerjasama institusi, perbankan dan perusahaan serta dalam konteks ini merupakan contoh kerjsama efektif antara sektor publik dan swasta."Kehadiran perdana kami di Indonesia bersama dengan perusahaan Italia yang beroperasi di pasar ini dimaksudkan untuk mengkonfirmasi dukungan kami terhadap internasionalisasi ekonomi terutama dalam tahap yang kompleks bagi Italia karena adanya krisis nasional dan internasional," ungkap Anggota Presidium Komite Asosiasi Perbankan Italia Guido Rosa. Guido juga mengungkapkan bahwa industri perbankan sangat menarik dan diharapkan dapat mewakili 70% modal asset Italia dengan munculnya industri perbankan. Namun ia pun menyadari bahwa rencana ini tidak bisa langsung terealisasi karena terbentur tahap proses yang terbilang tidak mudah. Pihak Italia berharap keinginan ini dapat direspon positif oleh Bank Indonesia (BI)."Untuk membuka kantor cabang di sini saja tidak mudah," tambahnya. Apalagi dengan berdirinya salah satu kantor cabang Bank Italia di Indonesia dapat mempermudah jalinan hubungan sehingga dapat membantu perekonomian bagi kedua belah pihak. Terutama adanya kesamaan nasib diantara Indonesia dan Italia yang sama-sama mengalami kesusahan dalam pembukaan izin membuka kantor bank di negara lain.NAh inilah yang akhirnya menginspirasi agar ada pertukaran pembukaan cabang antar bank melalui kerjasama bilateral ini dapat dipermudah. Sektor perbankan Indonesia memang selalu menggiurkan karena pasarnya yang masih cukup besar untuk usaha kecil, menengah dan atas.Gubernur BI Darmin Nasution pun menilai ini langkah ini masih awal karena belum jelas realisasinya. Karena jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar, namun masih banyak yang belum tersentuh oleh perbankan menyebabkan banyak negara yang perbankannya mau berinvestasi di Indonesia. "Negara kita ini masih tempat investasi menarik," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Amal Ihsan