KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun depan menjadi kondisi yang lebih sulit lagi untuk semua negara. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, diperkirakan awal tahun depan sudah masuk pada resesi global. Resesi ini dipicu oleh tingginya inflasi, perlambatan pertumbuhan ekonomi, krisis energi, krisis pangan yang diikuti dengan sulitnya mencari pupuk hingga krisis finansial. Hal itu kini menghantui semua negara. Maka Jokowi mengatakan, dalam menakhodai situasi yang sangat sulit ini semua pihak harus hati-hati.
Baca Juga: Agar Pertumbuhan Ekonomi RI Lampaui Target, Bahlil: PMTB Investasi Harus Tumbuh 6% Oleh sebab itu, saat ini investasi atau investor menjadi rebutan semua negara. Hal itu tak lepas dari, semua negara yang ingin adanya arus modal masuk untuk menambah perputaran uang hingga mendorong pertumbuhan. "Semua rebutan yang namanya investasi, sekali yang namanya investor itu jadi rebutan semua negara. Oleh sebab itu jangan sampai kita ada yang mempersulit. Saya nggak mau dengar lagi ada yang mempersulit baik di pusat maupun di daerah, baik di pusat di provinsi di Kabupaten maupun di kota, semuanya jangan sampai ada yang mengganggu ini," kata Jokowi saat Rapat Koordinasi Nasional Investasi, Rabu (30/11). Saat ini dengan adanya kepercayaan investor yang dimiliki Indonesia, maka pekerjaan selanjutnya ialah implementasi dari kebijakan yang telah diambil. Jokowi mewanti-wanti agar jangan sampai kepercayaan yang sudah didapatkan hilang, hanya karena salah memperlakukan investasi yang masuk ke Indonesia. Ia menjelaskan, pemerintah selalu mempelajari apa yang menyebabkan satu negara didatangi investor berbondong-bondong. Dari sana Indonesia belajar bahwa perlu adanya kebijakan tambahan, baik insentif tambahan dan lainnya yang mendorong masuknya investasi.
Baca Juga: Di Depan Jokowi, Bahlil Janji Target Investasi Rp 1.200 Triliun akan Tercapai di 2022 "Tapi kalau nanti di dalam pelaksanaan masih ada yang ganggu-ganggu, Ya sudah buyar semuanya yang namanya kebijakan yang telah didesain," kata Jokowi. Kemudian, untuk mempermudah perizinan investasi melalui online single submission (OSS) Ia meminta untuk terus diperbaiki. Ia menegaskan, OSS harus mampu mempercepat perizinan secara nyata bukan hanya slogan. "Untuk OSS di semua baik di kabupaten, kota, provinsi. Tolong platform ini dibenahi, agar yang kita sampaikan 5 menit, itu 5 menit betul, satu jam satu jam betul. Jangan sampai saya ngomong satu jam faktanya enam. Waduh, ngga dipercaya kita. Tolong diperbaiki, masih banyak yang perlu diperbaiki platform ini," tegasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi