KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor Jepang membeli JPY 2.5367 triliun atau setara US$ 22,34 miliar obligasi Amerika Serikat (AS) pada bulan September 2018 lalu. Mengutip Reuters, pembelian tersebut merupakan yang terbesar dilakukan oleh investor Jepang dalam lebih dari dua tahun terakhir. Keadaan membalikkan berbulan-bulan penjualan dan disebut-sebut langkah ini berpotensi untuk membatasi mata uang Yen. Data dari Kementerian Keuangan AS pada Kamis (8/11) juga menunjukan investor Jepang membeli JPY 2.2769 triliun setara US$ 20,03 miliar dari tresuri pada bulan September 2018. Lagi-lagi jumlah tersebut juga merupakan yang terbesar sejak Juli 2016. Wajar kalau investor tersebut tertarik membeli obligasi AS, lantaran imbal hasil atau yang diberikan merupakan yang tertinggi di hampir tujuh tahun terakhir. Selama dua bulan bulan hingga Agustus, investor Jepang juga menjadi penjual bersih terbesar. Membanjiri secara total JPY 10,3 triliun, sebagian besar dilakukan karena biaya lindung nilai atau hedging mata uang terhadap Dollar AS telah meningkat.
Investor Jepang borong obligasi AS, tertinggi dalam dua tahun terakhir
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor Jepang membeli JPY 2.5367 triliun atau setara US$ 22,34 miliar obligasi Amerika Serikat (AS) pada bulan September 2018 lalu. Mengutip Reuters, pembelian tersebut merupakan yang terbesar dilakukan oleh investor Jepang dalam lebih dari dua tahun terakhir. Keadaan membalikkan berbulan-bulan penjualan dan disebut-sebut langkah ini berpotensi untuk membatasi mata uang Yen. Data dari Kementerian Keuangan AS pada Kamis (8/11) juga menunjukan investor Jepang membeli JPY 2.2769 triliun setara US$ 20,03 miliar dari tresuri pada bulan September 2018. Lagi-lagi jumlah tersebut juga merupakan yang terbesar sejak Juli 2016. Wajar kalau investor tersebut tertarik membeli obligasi AS, lantaran imbal hasil atau yang diberikan merupakan yang tertinggi di hampir tujuh tahun terakhir. Selama dua bulan bulan hingga Agustus, investor Jepang juga menjadi penjual bersih terbesar. Membanjiri secara total JPY 10,3 triliun, sebagian besar dilakukan karena biaya lindung nilai atau hedging mata uang terhadap Dollar AS telah meningkat.