KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Teknologi dan kualitas proyek-proyek properti besutan investor Jepang di Indonesia sudah tak diragukan lagi. Itu yang membuat proyek-proyek kolaborasi investor Negeri Sakura itu dan pengembang lokal kerap laris manis. Sumitomo Forestry Indonesia dan PT Graha Perdana Indah (GPI) salah satu kolaborasi investor Jepang dan pengembang lokal. Keduanya melakukan kerja sama
joint venture mengembangkan klaster Morizono di kawasan
township Gardens at Candi Sawangan. Klaster Morizono dikembangkan di lahan seluas 5,7 hektare (ha) yang akan merangkum 305 rumah dan 41 unit ruko. Pemasaran klaster ini dilakukan dalam tiga tahap. Fase pertama telah diluncurkan sejak Maret 2024 sebanyak 109 unit rumah dan 5 ruko.
Setelah enam bulan diluncurkan, Sumitomo Forestry Indonesia dan GPI resmi memulai pembangunan Klaster Morizono yang ditandai dengan seremoni
groundbreaking pada 22 September 2024.
Baca Juga: Pasar Properti Bali Menggeliat, Greenwoods Group Pacu Ekspansi President Director of Sumitomo Forestry Indonesia, Fumihide Nakatsu mengatakan, pihaknya akan menghadirkan proyek tersebut dengan fokus pada kualitas. “Kami siap mempercepat progress pembangunan dan berkomitmen kepada konsumen agar hasilnya tepat waktu dengan kualitas yang terjamin. Produk ini dirancang dengan detail dan standar kualitas tinggi, serta menawarkan harga yang sepadan dengan nilai tersebut,” kata dia, Minggu (22/9). Hunian di klaster ini menawarkan konsep gaya hidup berasal dari Jepang yang diaplikasikan mulai dari fasad dan layout bangunan, seperti tatami (ruang serbaguna) dan engawa (teras), yang terhubung dengan taman belakang rumah. Hunian ini didesain secara orisinil oleh Arsitek Jepang Takahiro Fuwa. Sementara itu, Presiden Direktur PT Graha Perdana Indah (GPI), Aditya Sutanto, mengatakan klaster Morizono dikembangkan dengan teknologi baru yang belum pernah diterapkan Sumitomo di proyek-proyek lain. Ia bilang, salah satu kelebihan hunian pada klaster tersebut adalah semua unit dibangun dengan tiang pancang hingga 10 meter. “Tiang pancang setingggi itu ditujukan untuk menahan gempa,” kata ujarnya. Aditya menambahkan, pihaknya juga mengimplementasikan teknologi sehingga beban biaya dengan tingginya tiang pancang tersebut tidak naik terlalu besar. Ia menyebut, harganya hanya lebih tinggi 10% dibanding dengan tiang pancang biasa. Lebih lanjut, ia menyebut bahwa Morizono mengusung konsep Green Living inovatif yang dikelilingi dengan kawasan asri dan berwawasan lingkungan, serta dilengkapi berbagai perangkat pendukung Smart Home system seperti
Solar Panel dan
Smart Door Lock. Penggunaan Solar Panel ditambah dengan Smart Home System dan pemilihan sanitair menjadi kelebihan utama di klaster Morizono, sehingga konsumen dapat menikmati efisiensi energi hingga sebesar 68%.
Baca Juga: Pasar Properti dengan Tingkat Transparansi Tinggi Mengungguli Pasar Lain Motion Sensor dipergunakan untuk mendeteksi adanya gerakan dan memberikan notifikasi ke aplikasi serta memicu sistem otomasi yang dapat diatur melalui aplikasi smart home. Dengan demikian, perangkat pendeteksi gerakan ini juga dapat membuat penggunaan listrik di rumah menjadi lebih efisien. “Hal lainnya yang membanggakan, Morizono telah mengantongi Sertifikat EDGE Advanced (Excellence in Design for Greater Efficiencies) , yaitu sertifikat yang diberikan oleh International Finance Corporation (IFC) untuk bangunan yang telah memenuhi syarat desain dan konstruksi berkelanjutan,” jelas Aditya
Terjual Sekitar 15%
Aditya mengungkapkan, penjualan klaster Morizono cukup baik. Dalam enam bulan, pihaknya sudah berhasil menjual sekitar 10-15% dari total unit yang akan dibangun di klaster ini. Nilai marketing salesnya mencapai sekitar Rp 70 miliar. Ada tiga tipe rumah yang ditawarkan yakni Sumire 6x14 (LB 88 m2 / LT 84 m2), Ayame 7x14 (LB 109 m2 / LT 98 m2) dan Kaede 8x14 (LB 129 m2 / LT 112 m2). Rumah ini dibanderol dengan harga mulai Rp 1,5 miliar. “Setelah 6 bulan harganya sudah naik jadi Rp 1,6 miliaran hingga Rp 2,4 miliaran,” ujar Aditya. Selain itu, klaster ini juga akan menawarkan ruko dalam dua tipe, yaitu ruko 2 lantai 5x15 (LB 90 m2 / LT 75 m2) dan 3 Lantai 5x15 (LB 135 m2 / LT 75m2) yang dipasarkan dengan harga mulai Rp 1,8 miliar.
Baca Juga: Perumnas Sambut Baik Perpanjangan Insentif PPN DTP 100% Untuk memasarkan klaster ini, Sumitomo Forestry dan GPI menawarkan subsidi biaya KPR, free biaya BPHTB, AJB, BN, PPN dan gratis biaya langganan internet selama 1 tahun. Morizono direncanakan serah terima secara bertahap pada 2025 mendatang. Gardens at Candi Sawangan merupakan kawasan hunian skala kota mandiri seluas 250 ha di kawasan Sawangan. Proyek ini mulai dikembangkan GPI sejak 2017 dengan menggandeng Sumitomo Forestry Indonesia, perusahaan asal Jepang. Hingga saat ini, perumahan ini sudah menjual 1.850 unit rumah dan 1.400 unit telah dihuni. Klaster Morizono merupakan klaster ke-10 yang dikembangkan di Gardens at Candi Sawangan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dina Hutauruk