JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengklaim kunjungan Pemerintah Indonesia ke Jerman dan Hongaria pekan lalu membawa hasil positif bagi investasi. Buktinya ada beberapa perusahaan besar yang menjanjikan untuk masuk pasar Indonesia maupun menanam modal dengan nilai investasi hampir US$ 3,5 miliar. Sejumlah perusahaan kakap yang disebut berminat masuk ke Indonesia antara lain; Pertama, perusahaan asal Jerman Ferrostaal GmbH yang berniat membangun pabrik petrokimia downstream di kawasan Papua Barat. Pabrik ini akan menghasilkan metanol, propilena dan polipropilena dari gas bumi. Mereka akan bertindak sebagai developer dan investor, dengan menggandeng mitra lokal. Pabrik tersebut saat rampung dibangun nanti bakal menghasilkan sekitar 400.000 ton polipropilena per tahun. Bahan sintetik serta produk sampingan bensin sebanyak 150.000 ton dan gas cair 34.000 ton. "Nilai investasinya berkisar antara US$ 1,8 miliar hingga US$ 2 miliar," kata Deputi Bidang Promosi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Himawan Hariyoga di Jakarta, Kamis (14/3).
Investor Jerman siap investasi US$ 3,5 miliar
JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengklaim kunjungan Pemerintah Indonesia ke Jerman dan Hongaria pekan lalu membawa hasil positif bagi investasi. Buktinya ada beberapa perusahaan besar yang menjanjikan untuk masuk pasar Indonesia maupun menanam modal dengan nilai investasi hampir US$ 3,5 miliar. Sejumlah perusahaan kakap yang disebut berminat masuk ke Indonesia antara lain; Pertama, perusahaan asal Jerman Ferrostaal GmbH yang berniat membangun pabrik petrokimia downstream di kawasan Papua Barat. Pabrik ini akan menghasilkan metanol, propilena dan polipropilena dari gas bumi. Mereka akan bertindak sebagai developer dan investor, dengan menggandeng mitra lokal. Pabrik tersebut saat rampung dibangun nanti bakal menghasilkan sekitar 400.000 ton polipropilena per tahun. Bahan sintetik serta produk sampingan bensin sebanyak 150.000 ton dan gas cair 34.000 ton. "Nilai investasinya berkisar antara US$ 1,8 miliar hingga US$ 2 miliar," kata Deputi Bidang Promosi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Himawan Hariyoga di Jakarta, Kamis (14/3).