Investor Kehendaki Divestasi 14% Saham INCO ke Negara Segera Rampung



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Investor pasar modal berharap proses divestasi 14% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) ke MIND ID dapat segera rampung. Selesainya aksi korporasi ini secara langsung akan memberikan sentimen positif bagi prospek dan pergerakan saham INCO ke depannya. 

Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta menjelaskan, salah satu tujuan divestasi saham Vale Indonesia ke MIND ID untuk  meningkatkan nilai tambah nikel melalui program hilirisasi dan industrialisasi di dalam negeri. 

“Ini kan prosesnya masih terus berjalan, walaupun sebetulnya investor butuh kepastian terkait implementasinya. Nantinya hilirisasi nikel akan semakin terlihat ketika divestasi INCO ke MIND ID bisa berjalan lancar,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (9/11). 


Baca Juga: Divestasi Tambahan Saham Vale Indonesia (INCO) ke RI lewat Mind Id, Apa Untungnya?

Meski nantinya MIND ID akan menambah porsi sahamnya di INCO, Nafan tetap melihat prospek bisnis Vale menjanjikan dalam jangka panjang karena nikel sangat diperlukan sebagai salah satu bahan baku baterai kendaraan listrik. 

Menurutnya, saat ini valuasi saham Vale Indonesia sudah naik cukup tinggi dibandingkan ketika divestasi 20% sahamnya ke INALUM pada 2020. Dalam catatan Kontan.co.id, Vale Indonesia melepas 20% sahamnya dengan harga Rp 2.890 per saham, sedangkan saat ini harga saham INCO sudah mencapai di kisaran Rp 5.000 per saham. 

Nafan berharap tingginya valuasi tersebut tidak menjadi penghalang proses divestasi.  “Terlepas dari harganya yang terlalu mahal atau cukup layak dijual ke MIND, kembali lagi ke tujuan awal divestasi ini untuk membantu memuluskan hilirisasi nikel,” terangnya. 

Pasalnya, menurut Nafan, program hilirisasi yang terganggu akan memberikan sentimen negatif pada pergerakan saham INCO ke depan.  

“Investor menghendaki atau berkeyakinan hilirisasi yang berhasil dijalankan dapat meningkatkan nilai tambah dan kinerja INCO secara optimal baik itu dari sisi top line dan bottom line,” tandasnya.  Sejauh ini, pemerintah memberikan sinyal kuat akan memperpanjang izin pertambangan dan tidak menciutkan lahan milik Vale Indonesia. 

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Akan Diberi Perpanjangan Izin dan Tidak Ada Penciutan Lahan

Menurut Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli, jika luas lahan tidak diciutkan akan memberikan beberapa keuntungan untuk Vale Indonesia. 

“Keuntungan itu antara lain keberlanjutan operasi jangka panjang, jaminan pasokan bijih nikel ke smelter-smelter yang sedang dibangun, konservasi sumber daya dan cadangan dengan menambah kegiatan eksplorasi di lahan-lahan yang belum dieksplorasi detail,” ujarnya kepada Kontan.co.id, dihubungi terpisah. 

Salah satu yang terpenting ialah mencegah masuknya penambang ilegal di konsesi lahan nikel tersebut. Bukan cerita baru pelepasan lahan-lahan dari perusahaan lama (relinquishment) akan dijarah oleh penambang ilegal. 

Di sisi lain, tidak dipangkasnya konsesi lahan Vale juga akan memberikan dampak positif kepada MIND ID sebagai pemegang sahamnya. Melalui divestasi 14% saham INCO, maka MIND ID  akan mengempit 34% saham di perusahaan nikel asal Brasil ini. 

Baca Juga: Dukung Program Stunting, Ini yang Dilakukan Vale Indonesia (INCO)

Meski nantinya kepemilikan saham akan banyak dipegang negara, Rizal menegaskan, prospek bisnis Vale Indonesia tidak akan berubah. 

“Bisnis Vale Indonesia memilik prospek yang bagus ke depan, di mana nikel ini masuk ke alam salah satu mineral kritis yang sangat diperlukan industri terutama stainless steel dan baterai kendaraan listrik,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli