Investor Khawatir Resesi Global, Harga Timah Turun ke Bawah US$ 27.000 Per Ton



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga kontrak berjangka timah berada di bawah US$ 27.000 per ton dalam lima hari perdagangan terakhir. Rabu (26/4), harga timah kontrak tiga bulan ke depan di London Metal Exchange ditutup pada US$ 25.754 per ton, menguat 0,66% ketimbang penutupan perdagangan Selasa pada US$ 25.584 per ton.

Meski naik pada hari ini, harga timah turun 4,90% dalam sepekan terakhir. Harga timah pekan lalu melejit ke atas US$ 27.000 per ton yakni hingga US$ 27.843 per ton pada 18 April 2023. Harga timah pada penutupan perdagangan kemarin masih lebih rendah ketimbang harga rata-rata sejak awal tahun yang berada di US$ 26.220 per ton.

Harga komoditas timah yang tinggi di awal tahun cenderung turun sejak pertengahan Februari hingga menyentuh angka terendah 2023 sebesar US$ 22.218 per ton pada 16 Maret 2023 lalu.


Baca Juga: Harga Nikel Turun dari Level Tertinggi Dua Bulan Akibat Pelemahan Permintaan

Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, harga timah turun karena kekhawatiran resesi global yang menekan permintaan. Alhasil, investor melepas sebagian posisi beli setelah kenaikan besar belakangan ini.

"Namun, harga timah tetap didukung oleh kekhawatiran atas ketatnya pasokan global setelah Myanmar, produsen timah terbesar ketiga di dunia, melarang kegiatan pertambangan," kata Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (26/4).

Baca Juga: Pesta Pora Lonjakan Harga Komoditas Berakhir Sudah

Menurut Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo, kebijakan Indonesia juga menjadi sentimen yang menggerakkan harga timah belakangan ini. Sebagaimana diketahui, Indonesia selaku pengekspor logam terbesar dalam bentuk olahan sedang mempertimbangkan larangan pengiriman untuk merangsang pembangunan kapasitas pemrosesan hilir.

Sutopo memprediksi, timah akan diperdagangkan pada US$ 22.554,73 per ton pada akhir kuartal kedua 2023 dan US$ 20 324,71 dalam waktu 12 bulan. Sementara perkiraan Lukman, harga timah akan berkisar di US$ 23.000-US$ 25.000 pada akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati