JAKARTA. Sebuah perusahaan swasta dari Korea Selatan menyatakan telah siap membangun pembangkit listrik dari energi terbarukan di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Perusahaan iniĀ akan memanfaatkan sekam padi dan sabut kelapa sebagai bahan bakarnya. Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Sulteng Bunga Elim Somba mengatakan kepada
Antara di Jakarta, Rabu (6/5), perusahaan itu telah mempresentasikan rencana investasinya di hadapan Wakil Gubernur Sulteng H. Sudarto pekan lalu. "Pemprov Sulteng menyambut gembira rencana investasi itu dan akan memberikan bantuan dan kemudahan-kemudahan yang diperlukan investor untuk mempercepat realisasinya," ujarnya.
Elim Somba tidak merinci identitas investor itu kecuali mengemukakan bahwa perusahaan itu adalah swasta nasional Korea Selatan yang bekerja sama dengan perusahaan Amerika Serikat yang akan menyediakan teknologi pembangkit yang akan mereka bangun. Sedangkan mengenai nilai investasi, Elim juga tidak merinci kecuali menyebutkan perkiraan yang mencapai triliunan rupiah. "Pemprov Sulteng juga meminta agar bisa memiliki saham di dalamnya. Kami minta 10% supaya kita juga terikat dengan perusahaan itu sehingga bisa berperan dan berbuat sesuatu di dalam bisnis ini," ujarnya. Pihak investor, katanya, menyambut baik masuknya pemprov Sulteng sebagai pemegang saham karena dengan demikian perusahaan asing itu merasa lebih mendapat jaminan dukungan dan peran penting pemerintah daerah dalam menjalankan usahanya ke depan. Elim Somba menambahkan bahwa investor ini sudah melakukan studi kelayakan dan sedang bernegosiasi dengan PT PLN yang akan mendistribusikan listrik dari energi terbarukan itu, sebab perusahaan ini tidak akan membangun jaringan distribusi. Pembangkit ini akan berkapasitas 33 Megawatt dan lokasinya diharapkan berada tidak jauh dari Kota Palu karena daya listriknya dipasok untuk kebutuhan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu. Alasannya, bila industri menggunakan listrik dan sumber daya lainnya dari energi yang terbarukan maka produk-produk mereka akan lebih diterima di pasar global, ujarnya.
Pembangunan pembangkit listrik berbahan baku sekam padi dan sabut kelapa ini sangat potensial didirikan di Sulteng karena merupakan daerah penghasil padi dan kelapa, di mana sekam dan sabutnya selama ini sebagian besarnya masih dibuang sebagai sampah. Perusahaan itu, kata Elim, sudah turun ke lapangan menemui penggilingan-penggilingan padi untuk membuat kesepakatan agar semua penggilingan bersedia memberikan sekam yang dihasilkannya kepada pembangkit yang akan didirikan nanti. Ia berharap pembangunan pembangkit listrik dari energi terbarukan itu bisa direalisasikan tahun 2015 ini. (Rolex Malaha) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia