Investor Kripto Bertambah, Berpindah dari Saham atau Diversifikasi?



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Fenomena menarik tengah terjadi dalam dunia investasi. Adanya peningkatan pesat pada jumlah investor kripto. Bahkan jumlahnya lebih dari investor di pasar modal. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, jumlah investor kripto meningkat menjadi 20,24 juta hingga Juni 2024. Jumlah tersebut melampaui jumlah investor pasar modal yang sebesar 13 juta.

Menariknya, jumlah investor kripto terus meningkat. Meskipun likuiditas transaksi di pasar saham lebih tinggi, dengan rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp11,87 triliun sejak awal tahun hingga 31 Juli 2024, dibandingkan dengan pasar kripto yang hanya Rp1,66 triliun selama periode yang sama.


CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis memandang bahwa kripto dan saham sebenarnya saling melengkapi. Dimana, investor saham kemungkinan masuk ke kripto untuk mendapatkan keuntungan lebih.

Yudho menyoroti, terdapat faktor money access atau upaya diversifikasi, di mana kelebihan dana dari investor ditempatkan dalam instrumen aset kripto untuk diversifikasi portofolio untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Selain itu, kemudahan akses seperti pembukaan rekening atau akun kripto dan fleksibilitas waktu perdagangan 24 jam 7 hari seminggu sebagai daya tarik utama aset kripto.

Baca Juga: Harga Aset Kripto Tertekan, Momentum Masuk atau Tunggu?

"Fluktuasi tanpa batasan harga memberikan ruang pergerakan yang lebih luas, meskipun risikonya juga tinggi dan imbal hasil yang tinggi pula dalam jangka pendek. Ini membuat kripto menjadi alternatif menarik bagi investor atau trader yang melakukan trading harian, sehingga pada akhirnya meningkatkan perputaran transaksi harian kripto," jelas Yudho dalam siaran pers, Kamis (8/8).

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, mengamati bahwa tidak sepenuhnya terjadi pergeseran investor dari pasar saham ke pasar kripto. Kelompok investor yang memiliki portofolio aset kripto sebenarnya termasuk dalam kategori investor awal atau early adopters.

Menurut Hasan, meningkatnya jumlah investor kripto tidak dapat dinilai sebagai pergeseran investasi dari pasar saham karena masing-masing instrumen investasi memiliki karakteristik dan profil risiko yang berbeda. Ke depannya ada peluang untuk kedua aset investasi ini saling melengkapi serta meningkatkan literasi dan budaya berinvestasi di Indonesia.

"Terlebih jika melihat semakin berkembangnya teknologi dan aplikasi investasi yang memanfaatkan sarana blockchain maupun artificial intelligence,” ujarnya dalam konferensi pers OJK, Senin, (5/8).

Adapun Tokocrypto melihat faktor utama yang menarik minat investor individu ke pasar kripto di Indonesia adalah aksesibilitas, inovasi, dan potensi profit. Para investor dapat dengan mudah melakukan transaksi jual-beli aset kripto melalui platform pedagang aset kripto yang telah mendapatkan izin dari regulator.

Yudho menuturkan, transaksi kripto yang dapat dilakukan 24/7 berbeda dengan saham yang memiliki periode pembukaan dan penutupan tertentu. Inovasi dalam ekosistem teknologi baru seperti blockchain yang terdesentralisasi juga dipercaya oleh para investor akan merubah landskap sektor keuangan Indonesia ke depannya.

“Meskipun aset kripto sangat volatil, beberapa segmen investor tertarik karena melihat potensi profit yang lebih besar dalam jangka waktu yang lebih pendek,” imbuhnya.

Pertumbuhan pengguna Tokocrypto sendiri masih konsisten, dengan kecenderungan meningkat pada semester I-2024. Tokocrypto melihat, minat masyarakat terhadap kripto masih tinggi, sehingga mendorong mereka untuk bikin akun dan meramaikan pasar kripto.

“Sejauh ini, penambahan pengguna terbesar terjadi pada bulan Maret 2024 disaat Bitcoin mencapai nilai tertinggi sepanjang masa terbarunya dan lonjakan nilai pasar kripto," kata Yudho yang juga menjabat sebagai Wakil Aspakrindo.

Nilai transaksi Tokocrypto berdasarkan volume perdagangan harian sepanjang semester I-2024 tercatat lebih dari US$23 juta atau sekitar Rp374 miliar per hari. Angka ini naik sebesar 80% dibanding rata-rata volume trading tahun lalu. Sementara itu, jumlah pengguna Tokocrypto sudah mencapai lebih dari 4,5 juta, dibandingkan akhir tahun 2023 lalu, terjadi pertumbuhan sekitar lebih dari 45%.

Baca Juga: Jumlah Investor Kripto Tembus 20 Juta, Nilai Transaksi Capai Rp 301,75 Triliun

Menurut Yudho tantangan besar industri kripto adalah bagaimana terus menghadirkan pengembangan dan penguatan produk, serta layanan terkait aset kripto dengan tetap mengedepankan aspek kepatuhan, tata kelola, mekanisme transaksi yang teratur, dan mitigasi risiko yang baik. Kedua instrumen investasi ini memiliki potensi untuk saling melengkapi, menciptakan ekosistem investasi yang lebih beragam dan dinamis di Indonesia.

"Selain itu, meningkatkan literasi keuangan di kalangan masyarakat menjadi langkah penting dalam mengatasi tantangan ini. Edukasi tentang risiko dan manfaat investasi kripto serta cara mengelola portofolio yang baik akan membantu investor membuat keputusan yang lebih bijak," sarannya.

Kemitraan strategis antara sektor kripto dan institusi keuangan tradisional dapat memperluas akses dan meningkatkan kepercayaan investor. Sebagai contoh, integrasi teknologi blockchain dengan layanan perbankan tradisional dapat menciptakan produk keuangan baru yang lebih inovatif dan sesuai dengan kebutuhan pasar.

“Dengan langkah-langkah ini, pasar kripto di Indonesia dapat terus berkembang dan menjadi salah satu pilar penting dalam dunia investasi, beriringan dengan pasar saham yang sudah mapan,” tandas Yudho. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih