JAKARTA. Lelang surat utang negara (SUN) banjir peminat. Pemerintah mengalami kelebihan permintaan atau
oversubcribes hampir dua kali dengan total permintaan mencapai Rp 19,71 triliun. Pemerintah kemudian memenangkan lelang mencapai Rp 13,5 triliun. Nilai tersebut lebih tinggi ketimbangtarget indikatif yang ditetapkan semula sebesar Rp 10 triliun. Dalam lelang ini, pemerintah menawarkan lima seri lawas. Yakni, SPN12150501, SPN12150710, FfR0069, FR0070, dan FR0068.
Seri bertenor panjang 20 tahun FR0068 mengalami permintaan paling banyak mencapai Rp 6,92 triliun dengan yield tertinggi 8,9% dan yield terendah 8,6%. Seri ini kemudian diserap Rp 5,75 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 8,69%, yield tertinggi 8,7% dan tingkat kupon 8,37%. Seri FR0070 mengalami permintaan Rp 6,67 triliun dengan yield tertinggi 8,14% dan yield terendah 7,95%. Pemerintah kemudian memenangkan Rp 5,05 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 8,01%, yield tertinggi 8,05% dan tingkat kupon 8,37%. Kemudian, seri FR0069 mengalami permintaan Rp 2,08 triiliun dengan yield tertinggi yang masuk 7,96% dan yield terendah 7,7%. Seri ini dimenangkan Rp 1,5 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 7,89%, yield tertinggi yang dimenangkan 7,88% dan tingkat kupon 7,87%. Seri bertenor pendek SPN12150710 mengalami permintaan Rp 1,54 triiliun dengan yield tertinggi 6,9% dan yield terendah 6,7%. Seri ini dimenangkan Rp 800 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 6,8% dan yiield tertinggi yang dimenangkan 6,9%.
Lalu, seri SPN12150501 mengalami permintaan Rp 1,7 triliun dengan yield tertinggi 7% dan yield terendah yang masuk 6,5%.Pemerintah kemudian memenangkan Rp 350 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 6,5% dan yield tertinggi dimenangkan 6,72%. Analis Sucorinvest Central Ghani, Ariawan mengatakan permintaan investor cukup tinggi di atas rata-rata permintaan dalam tujuh kali lelang sebelumnya yang sebesar Rp 17 triliun. Tingginya permintaan tersebut dipengaruhi oleh hasil pemilihan presiden yang sesuai dengan ekspektasi pasar. "Yield yang diminta investor juta tidak terlalu tinggi dan relatif setara dengan yield di pasar sekunder. Oleh karena itu, pemerintah bisa menyerap lebih banyak dari target indikatif," kata dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia