Investor Masih Ketar-ketir, Rebound Harga Mata Uang Kripto Tidak Dalam Waktu Dekat



KONTAN.CO.ID - Pasar kripto mulai menghijau pada Kamis (20/1) sore. Harga Bitcoin kembali tembus US$ 42.000. Tapi, potensi rebound mata uang kripto masih dalam jangka panjang.

Investor saat ini masih khawatir tentang kondisi makroekonomi yang tidak pasti termasuk masalah rantai pasokan, pandemi Covid-19, kenaikan inflasi, dan kemerosotan di pasar teknologi.

Mengacu data CoinMarketCap pada Jumat (20/1) pukul 21.25 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 42.442,87, naik 0,68% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.


Di saat yang sama, harga Ethereum naik 2% ke posisi US$ 3.191,44. Harga mata uang kripto berbasis meme, Dogecoin dan Shiba Inu masing-masing naik 0,72% menjadi US$ 0,1663 dan 1,16% jadi US$ 0,00002841.

Lonjakan harga dialami altcoin ini. Harga Terra mendaki 4,81% ke US$ 83,26, Cosmos melesat 8,95% ke posisi US$ 40,19, dan FTX Token melonjak 7,03% menjadi US$ 48,80.

Baca Juga: 5 Mata Uang Kripto Ini Bakal Bersinar Tahun Ini, Bukan Bitcoin apalagi Shiba Inu

“Pasar mencerna beberapa hal,” kata Founder dan CEO Osprey Funds Greg King kepada CoinDesk TV. 

"Aset berisiko seperti kripto akan dijual atau mengalami sedikit gejolak karena pasar menyesuaikan diri dengan lingkungan makro yang berbeda," ujarnya.

King mencatat dampak inflasi terhadap ekonomi, yang dia bilang, "menggigit daya beli Anda dalam jangka waktu yang lama". 

Dia juga menyoroti korelasi antara penurunan saham teknologi dan mata uang kripto baru-baru ini. Nasdaq yang sarat saham teknologi anjlok lebih dari 10% dari level tertinggi sepanjang masa pada November tahun lalu. 

Tapi, King melihat potensi rebound mata uang kripto dalam jangka panjang. "Masih bullish dan saya menduga, pada akhir tahun, nilainya akan jauh lebih tinggi dari saat ini," imbuhnya.

Editor: S.S. Kurniawan