Investor memburu obligasi tenor panjang



JAKARTA. Kinerja pasar Surat Utang Negara (SUN) masih prospektif. Investor bahkan percaya diri mengoleksi SUN tenor panjang. Namun hasil pemilu Yunani ikut menjadi resiko tersendiri bagi kinerja pasar SUN dalam waktu dekat.

Sejumlah sentimen positif domestik dan global membuat investor yakin terhadap kinerja SUN mendatang. Tak pelak investor memburu SUN bertenor panjang. Mengutip data Inter Dealer Market Association (IDMA), misalnya yield SUN seri acuan FR0070 yang bertenor 10 tahun paling tidak sudah terkoreksi 67 basis poin sepanjang 2015 ini (year to date/ytd) menjadi 7,08%, Rabu (27/1).

“Penurunan yield FR0070 hingga 60 bps lebih tersebut sangat besar, karena terjadi hanya beberapa pekan. Ditambah dengan permintaan yang masih cukup tinggi berarti masih ada ruang penguatan harga dan makin menekan yield,” ujar Ariawan, analis obligasi Sucorinvest Central Gani


Ariawan mengatakan beberapa pekan kemarin minat investor pada pasar SUN memang terus tinggi. Ia mengurai, hal ini bisa terlihat dari tingkat volume transaksi harian pasar SUN di pasar sekunder yang selalu meningkat.

“Rata-rata volume transaksi pada minggu pertama Januari sebesar Rp 7 triliun, minggu ke dua Rp 9 triliun dan minggu ke tiga naik cukup tinggi ke Rp 15 triliun. Ini indikator permintaan sangat tinggi,” paparnya. Ia menambahkan hasil lelang SUN dan sukuk yang terus kebanjiran penawaran (incoming bids) juga mencerminkan tingkat permintaan yang tinggi.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) juga mencatat per 16 Januari 2015, portofolio kumulatif investor asing di pasar SUN mayoritas mengoleksi SUN tenor panjang. Rinciannya 43% merupakan SUN yang bertenor di atas 10 tahun, 34% di SUN bertenor 5 hingga 10 tahun dan sisanya sekitar 20% berada di tenor kurang dari 5 tahun.

Menurutnya, minat investor yang cukup tinggi tak lepas dari stimulus Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) yang akan dimulai pada Maret nanti.

Sementara minat investor ke tenor panjang juga disinyalir akibat optimisme iklim ekonomi makro domestik yang diprediksi membaik sejalan dengan visi misi pemerintah dalam bidang pembangunan. Fixed Income Analyst Bank Internasional Indonesia, Anup Kumar mengatakan investor punya keyakinan inflasi akan melandai sejak Presiden Joko Widodo menurunkan harga semen dan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak terhadap penurunan harga minyak mentah dunia

“Tapi setiap investor pasti akan rebalancing terhadap portofolionya. Bisa strategi durasi panjang, menengah atau pendek,” ujar Kumar. SUN tenor panjang dianggap sebagai seri yang paling likuid sehingga investor dapat dengan mudah capital gain dari seri-seri ini.

Hanya saja, Kumar memprediksi  tren kenaikan harga tidak hanya terjadi pada seri-seri tenor panjang tapi juga seluruh seri. Menuruntya dengan tren pasar SUN yang terus membaik di tengah permintaan tinggi, potensi capital gain bisa datang dari seri mana pun. “Sehingga nanti harga yang premium (harga tinggi) bukan seri tenor panjang saja tapi semuanya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia