Investor masih memburu sukuk bertenor pendek



JAKARTA. Investor masih memburu sukuk bertenor pendek. Masalah likuiditas lagi-lagi menjadi faktor utama ketertarikan investor pada seri tersebut.

Kondisi ini terlihat dari hasil lelang sukuk pada Selasa (10/2) yang mencapai penawaran Rp 11,61 triliun atau oversubscribes 5,5 kali lipat dari target indikatif. Dari nominal tersebut penawaran paling banyak masuk ke seri PBS008 yang bertenor 1,5 tahun dengan nominal Rp 4,5 triliun. Terbanyak ke dua didapat oleh seri tenor pendek lainnya yakni SPN-S11082015 yang jatuh tempo 6 bulan, sebesar Rp 4 triliun.

Global Markets Financial Analyst Manager Bank Internasional Indonesia, Anup Kumar mengatakan investor memburu sukuk tenor pendek dengan pertimbangan meminimalisir resiko likuiditas di pasar sekunder. “Sehingga kalau pun mereka pegang hingga jatuh tempo juga tidak masalah karena tenor pendek,” ujarnya. 


Ia menambahkan sukuk tenor panjang baru diburu investor jika pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan memperbesar nilai emisi sukuk tenor panjang. Dengan begitu ketersedian surat utang syariah ini cukup melimpah hingga investor tak lagi khawatir dengan tingkat likuiditas yang minim.

Dari seri PBS008, pemerintah hanya menyerap Rp 850 miliar atau setara 18,85% dari total penawaran yang masuk untuk seri ini. Sedangkan pada seri SPN-S11082015 pemerintah juga hanya menyerap 12,47% atau Rp Rp 500 miliar.

Alokasi penyerapan banyak dialihkan ke seri PBS006 yang bertenor 5 tahun. Seri ini mendapat penawaran Rp Rp 1,37 triliun. Dari situ pemerintah menyerap hingga 70,18% atau sebesar Rp Rp 965 miliar.

Kumar menduga mayoritas penyerapan di PBS006 lantaran yield yang diminta investor cukup rendah sehingga dapat menekan cost of fund pemerintah. “Yield rata-rata tertimbang PBS006 yang sebesar 7,26% cukup rendah dibanding pemerintah investor pada seri ini di lelang sukuk sebelumnya. Sehingga ini menguntungkan pemerintah,” ungkapnya.

Pemerintah tidak memenangkan seri PBS007 yang mendapat penawaran Rp 1,72 triliun. Kumar memprediksi langkah pemerintah tidak memenangkan seri ini juga merupakan pertimbangan tingkat yield yang diminta investor.

Yield terendah yang masuk pada seri ini sebesar 8,09%. Menurut Kumar level tersebut hanya 5 basis poin lebih rendah dibanding yield rata-rata tertimbang PBS007 pada lelang sukuk sebelumnya. “Pertimbangan pemerintah mungkin harusnya bisa lebih rendah hingga 20 basis poin dibanding lelang sukuk sebelumnya,” tutur Kumar.

Dalam lelang sukuk Selasa kemarin, total yang dimenangkan pemerintah sebesar Rp 2,315 triliun, naik 5,47% dari realisasi yang dimenangkan pemerintah pada lelang sukuk sebelumnya. Demikian, total nilai emisi sukuk yang telah diterbitkan pemerintah sepanjang 2015 ini menjadi Rp 11,38 triliun.

Artinya penerbitan sukuk sepanjang 2015 ini telah memenuhi 14,2% dari target penerbitan sukuk negara yang sekitar Rp 80 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa