KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu investor utama Tesla, Stichting Pensioenfonds ABP, telah menjual seluruh sahamnya di perusahaan kendaraan listrik tersebut setelah CEO Elon Musk mencoba mendapatkan paket gaji dengan nilai fantastis. Langkah ini menjadi sorotan publik, terutama karena melibatkan salah satu dana pensiun terbesar di Eropa.
Kontroversi Paket Gaji Elon Musk
Mengutip unilad, pada tahun 2018, pemegang saham Tesla menyetujui paket gaji senilai US$56 miliar untuk Musk, yang dianggap sebagai salah satu kesepakatan pembayaran terbesar dalam sejarah korporasi.Langkah ABP Melepas Saham Tesla
ABP, yang memiliki sekitar 2,8 juta saham Tesla senilai US$585 juta pada bulan September, memutuskan untuk menjual seluruh kepemilikannya. Menurut laporan Bloomberg, keputusan ini diambil setelah kontroversi terkait paket gaji Musk. Namun, dalam pernyataannya kepada NL Times, juru bicara ABP menyatakan bahwa keputusan ini tidak sepenuhnya terkait dengan paket gaji Musk. Mereka menjelaskan bahwa dana pensiun tersebut tidak memiliki kewajiban untuk berinvestasi di semua sektor, dan bahwa penjualan ini merupakan bagian dari keputusan strategis yang lebih besar. Baca Juga: China Pangkas Gaji Staf Regulator Keuangan Papan Atas Hingga 50%Investasi Teknologi Lainnya oleh ABP
Meski melepas saham Tesla, ABP tetap memiliki portofolio investasi yang signifikan di perusahaan teknologi lain. Menurut laporan Fortune, pada akhir September 2023, ABP memiliki investasi sebesar:- €5,6 miliar di Nvidia
- €6,0 miliar di Microsoft
- €6,3 miliar di Apple
Peran Elon Musk dalam Politik
Elon Musk, yang dikenal sebagai pendukung Trump, baru-baru ini diangkat sebagai kepala Department of Government Efficiency (DOGE), sebuah lembaga penasihat yang dirancang untuk membantu pemerintah AS memangkas anggaran federal. Dalam perannya tersebut, Musk telah berjanji untuk:- Mengurangi birokrasi pemerintah
- Memangkas pengeluaran yang tidak efisien
- Merestrukturisasi lembaga-lembaga federal