KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu investor utama Tesla, Stichting Pensioenfonds ABP, telah menjual seluruh sahamnya di perusahaan kendaraan listrik tersebut setelah CEO Elon Musk mencoba mendapatkan paket gaji dengan nilai fantastis. Langkah ini menjadi sorotan publik, terutama karena melibatkan salah satu dana pensiun terbesar di Eropa.
Kontroversi Paket Gaji Elon Musk
Mengutip
unilad, pada tahun 2018, pemegang saham Tesla menyetujui paket gaji senilai US$56 miliar untuk Musk, yang dianggap sebagai salah satu kesepakatan pembayaran terbesar dalam sejarah korporasi.
Dalam perjanjian tersebut, Musk akan memiliki hak untuk membeli hingga 304 juta saham Tesla dengan harga US$23,34 per saham, asalkan ia memenuhi target kinerja tertentu. Baca Juga:
Amerika Serikat Melarang Masuknya Mobil dan Truk Asal China Sebagai perbandingan, saham Tesla saat ini diperdagangkan di angka sekitar US$403 per saham, menunjukkan potensi keuntungan yang sangat besar bagi Musk. Namun, paket gaji ini memicu gugatan dari salah satu investor Tesla, yang mengklaim bahwa dewan perusahaan memberikan informasi yang menyesatkan dan bahwa kesepakatan ini tidak adil. Mahkamah Agung AS telah dua kali menolak banding Musk atas keputusan tersebut. Hakim Delaware, Kathaleen McCormick, menyatakan bahwa teori hukum yang diajukan Tesla bertentangan dengan hukum yang sudah mapan.
Langkah ABP Melepas Saham Tesla
ABP, yang memiliki sekitar 2,8 juta saham Tesla senilai US$585 juta pada bulan September, memutuskan untuk menjual seluruh kepemilikannya. Menurut laporan Bloomberg, keputusan ini diambil setelah kontroversi terkait paket gaji Musk. Namun, dalam pernyataannya kepada NL Times, juru bicara ABP menyatakan bahwa keputusan ini tidak sepenuhnya terkait dengan paket gaji Musk. Mereka menjelaskan bahwa dana pensiun tersebut tidak memiliki kewajiban untuk berinvestasi di semua sektor, dan bahwa penjualan ini merupakan bagian dari keputusan strategis yang lebih besar.
Baca Juga: China Pangkas Gaji Staf Regulator Keuangan Papan Atas Hingga 50% Investasi Teknologi Lainnya oleh ABP
Meski melepas saham Tesla, ABP tetap memiliki portofolio investasi yang signifikan di perusahaan teknologi lain. Menurut laporan Fortune, pada akhir September 2023, ABP memiliki investasi sebesar:
- €5,6 miliar di Nvidia
- €6,0 miliar di Microsoft
- €6,3 miliar di Apple
Investasi Tesla hanya setara dengan sepersepuluh dari nilai kepemilikan ABP di perusahaan-perusahaan tersebut, menjadikan Tesla sebagai investasi yang relatif kecil dalam portofolio mereka. Beberapa bulan setelah ABP menjual saham Tesla, nilai saham perusahaan melonjak hingga mencapai rekor tertinggi di angka US$479,86 pada Desember 2023. Lonjakan ini terjadi setelah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS, yang memicu optimisme pasar terhadap sektor teknologi dan kebijakan pemerintahannya.
Baca Juga: Aplikasi Gratis Asal China Ini jadi Populer Jelang Potensi Pelarangan TikTok di AS Peran Elon Musk dalam Politik
Elon Musk, yang dikenal sebagai pendukung Trump, baru-baru ini diangkat sebagai kepala Department of Government Efficiency (DOGE), sebuah lembaga penasihat yang dirancang untuk membantu pemerintah AS memangkas anggaran federal. Dalam perannya tersebut, Musk telah berjanji untuk:
- Mengurangi birokrasi pemerintah
- Memangkas pengeluaran yang tidak efisien
- Merestrukturisasi lembaga-lembaga federal
Selain itu, Musk juga mencoba memengaruhi politik di Inggris dengan mendesak Raja Charles untuk membubarkan parlemen, bahkan dikabarkan menawarkan sumbangan sebesar US$100 juta kepada partai Reform, yang memiliki pandangan anti-imigrasi.
Editor: Handoyo