Investor menahan diri, perdagangan SUN Rabu sepi



JAKARTA. Investor Surat Utang Negara (SUN) di pasar sekunder wait and see kemarin (14/6), jelang pengumuman rapat bank sentral AS Federal ReserveKarena itu volume perdagangan SUN kemarin tak begitu ramai. 

Meredanya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika mendorong harga SUN naik di pasar sekunder. “Hanya saja, saya melihat kenaikan harga pada perdagangan kemarin tidak diikuti volume perdagangan yang besar,” kata Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra. Hal ini mengindikasikan pelaku pasar cenderung menahan diri guna melihat hasil rapat FOMC.

Sekadar informasi, The Fed dini hari tadi akhirnya mengumumkan menaikkan bunga 25 basis poin. 


Made mencatat volume perdagangan SUN pada perdagangan kemarin senilai Rp 8,43 triliun dari 37 seri SUN yang diperdagangkan. Dari jumlah tersebut, Rp 3,71 merupakan perdagangan seri acuan.

Volume perdangan minggu ini jauh berbeda dari perdangan SUN minggu lalu, Jumat (9/6) yang mencapai Rp 11,55 triliun dari 37 seri SUN yang diperdagangkan dengan Rp 4,93 triliun perdagangan seri acuan.

Pada seri FR0074 menjadi SUN dengan volume perdagangan terbesar, senila Rp1,47 triliun dari 81 kali transaksi di harga rata-rata 102,41% dan diikuti perdagangan seri FR0072 senilai Rp1,35 triliun dari 83 kali transaksi di harga rata-rata 106,88%.

Berdasarkan pengamatan Made, volume perdagangan obligasi korporasi mencatatkan Rp Rp757 miliar dari 34 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Made menyebut, obligasi Berkelanjutan II SAN Finance Tahap II Tahun 2017 Seri A (SANF02ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp120 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata-rata 100,71%.

Selanjutnya diikuti perdagangan obligasi Indofood Sukses Makmur VIII Tahun 2017 (INDF08) senilai Rp100 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata-rata 99,91%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia