Investor menarik duit reksadana



JAKARTA. Meningkatnya kebutuhan memasuki tahun ajaran baru, memicu investor banyak menarik dana alias redemption dari reksadana pasar uang. Tak heran, jenis reksadana ini mencatatkan penurunan tajam pada unit penyertaan dan dana kelolaan sepanjang Juni lalu.

Infovesta Utama mencatat, selama Juni 2015, unit penyertaan reksadana pasar uang tergerus 8,24% menjadi 24,63 miliar unit. Lalu, dana kelolaan menyusut 7,58% menjadi Rp 27,28 triliun pada akhir Juni lalu. "Penurunan dana kelolaan dialami hampir separuh produk reksadana pasar uang," ujar Viliawati, analis Infovesta, Kamis (9/7).

Padahal, jenis reksadana lain membukukan kenaikan unit penyertaan alias ada tambahan dana masuk (subscription). Misalnya, unit penyertaan reksadana saham bertambah 3,10%. Meski demikian, dari sisi dana kelolaan reksadana saham menyusut 4,69%.


Penyusutan dana kelolaan di saat unit penyertaan naik, menunjukkan nilai aset kelolaan turun akibat situasi pasar yang terkoreksi. Itu sebabnya, investor memilih mencairkan dana dari instrumen yang masih memberikan keuntungan alias return positif. Salah satunya dari reksadana pasar uang.

Asal tahu saja, sepanjang Juni lalu, mayoritas imbal hasil alias return reksadana jeblok. Rata-rata return reksadana saham minus 7,17%. Hanya, imbal hasil pasar uang yang positif 0,36%.

Direktur PT Panin Asset Management Ridwan Soetedja menduga, investor memilih redemption reksadana pasar uang Juni lalu, lantaran melonjaknya kebutuhan. Misalnya, tahun ajaran baru, kebutuhan liburan dan persiapan Lebaran.

Meski demikian, Ridwan mengklaim, dana kelolaan dan unit penyertaan reksadana pasar uang Panin tetap tinggi. Per awal Juni, dana kelolaan Rp 26,7 miliar, yang tumbuh menjadi Rp 29,3 miliar di akhir Juni. Sementara, unit penyertaan naik dari 23,3 juta unit menjadi 25,4 juta unit per akhir Juni.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans KWee menduga, redemption juga dipicu bunga perbankan yang cenderung turun, sehingga imbal hasil reksadana pasar uang juga berpotensi menyusut. Periode pendek Sementara, redemption reksadana pasar uang pada bulan Juni selalu terjadi saban tahun sejak 2010. Maklum, penempatan dana di reksadana pasar uang memang ditujukan untuk periode pendek. "Sehingga investor bisa sewaktu-waktu menarik dana," tutur Villiawati.

Ridwan optimistis, reksadana pasar uang masih menarik. Fluktuasi pasar modal menyebabkan investor konservatif akan memburu reksadana ini. "Return bisa 7% tahun ini," proyeksinya. Viliawati juga menduga, imbal hasil tahunan reksadana pasar uang berkisar 6%-7%.

Kinerja produk ini akan ditopang suku bunga yang relatif masih tinggi, serta masih adanya fluktuasi bursa saham. "Sehingga reksadana ini menjadi alternatif investasi bagi investor yang lebih konservatif atau investor jangka pendek," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie