Investor Mencermati Kebijakan Bank Sentral Dunia, Bursa Asia Melemah Hari Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham di Asia mayoritas ditutup turun pada perdagangan Selasa (12/7). Penurunan tertinggi dicatatkan oleh Nikkei 225 yang melemah 1,77%, disusul Hang Seng Index yang melemah 1,32%, dan Shanghai Composite yang melemah 0,97%.

Dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga melemah tipis 0,06% ke level 6.718,294.

Tim riset Phillip Sekuritas Indonesia menilai, penurunan yang dialami mayoritas bursa Asia ini karena prospek pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut oleh bank-bank sentral di dunia. Selain itu, gelombang terbaru penularan virus Covid-19 di China serta kelangkaan energi di Eropa menekan sentimen pasar.


Baca Juga: Rupiah Berpotensi Menembus Rp 15.000, Rabu (13/7)

Pekan ini, investor mengantisipasi rilis data inflasi atau consumer price index (CPI) Amerika Serikat (AS) dan data pertumbuhan ekonomi atawa produk domestik bruto (PDB) China. Investor juga menunggu komentar dari pejabat bank sentral Federal Reserve sebelum mereka memasuki blackout period menjelang pertemuan kebijakan pekan depan.

Tingkat inflasi yang tinggi akan menambah tekanan pada Federal Reserve untuk meningkatkan sikap agresif mereka dalam menaikkan suku bunga acuan.

Kenaikan suku bunga acuan yang tajam oleh Federal Reserve dalam beberapa bulan terakhir telah mendorong apresiasi nilai tukar mata uang dolar AS pada saat nilai tukar mata uang euro berada di bawah tekanan. Ini karena bank sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) bergerak lebih lambat dalam memperketat kebijakan moneter.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Bergerak Terbatas Pada Rabu (13/7), Saham-Saham Ini Bisa Dicermati

Lebih lanjut, lonjakan harga energi di Eropa juga menjadi  sumber kekhawatiran utama bagi investor. Nord Stream 1, jaringan pipa terbesar pembawa gas alam dari Rusia ke Jerman memasuki masa perawatan rutin tahunan dengan aliran gas alam diprediksi akan terhenti selama 10 hari.

Sanksi atas impor minyak asal Rusia dan ancaman penghentian pasokan gas ke Eropa oleh Pemerintah Rusia telah membuat para pengamat meyakini zona Euro akan jatuh ke dalam resesi. Bahkan jika ECB menaikkan suku bunga acuan dengan lebih cepat, langkah ini justru akan menambah tekanan pada ekonomi zona Euro.

Di kawasan Asia Pasifik, kekhawatiran investor tertuju pada semakin banyak kota di China, termasuk Shanghai, menerapkan kebijakan baru pembatasan Covid-19 mulai minggu ini. Pembatasan tersebut guna menekan jumlah kasus penularan baru pasca penemuan kasus yang di bawa oleh sub varian Omicorn BA.5.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati