HONG KONG. Mayoritas mata uang Asia perkasa pada transaksi perdagangan hari ini (16/10). Kali ini, penguatan terbesar terjadi pada won Korea Selatan. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 12.40 waktu Seoul, won menguat 0,3% menjadi 1.107,13 per dollar AS. Sementara, peso juga menguat 0,2% menjadi 41,397, rupe India menguat 0,2% menjadi 52,9126, dan ringgit Malaysia menguat 0,1% menjadi 3,0585. Kondisi itu yang kemudian mendongkrak Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index yang saat ini masih bergerak mendekati level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir. Keperkasaan mata uang Asia terjadi setelah tingkat penjualan ritel AS berhasil melampaui estimasi analis. Kondisi itu yang kemudian menyokong permintaan atas aset-aset berisiko. "Dengan data penjualan ritel AS yang positif, ada harapan terjadinya rebound pada perekonomian China dan Eropa. Mata uang Asia menjadi salah satu aset yang diburu. Pasar saham dan mata uang Asia diuntungkan dari data positif AS ini," jelas Nizam Idris, head of Asian fixed income and foreign exchange Macquarie Bank Ltd di Singapura.Sementara itu, di negara Asia lainnya, baht Thailand tak banyak mencatatkan perubahan di posisi 30,69 per dollar. Sedangkan rupiah Indonesia dan dong Vietnam bergerak stabil di posisi 9.590 dan 20.860.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Investor mengincar aset berisiko, valas Asia gagah
HONG KONG. Mayoritas mata uang Asia perkasa pada transaksi perdagangan hari ini (16/10). Kali ini, penguatan terbesar terjadi pada won Korea Selatan. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 12.40 waktu Seoul, won menguat 0,3% menjadi 1.107,13 per dollar AS. Sementara, peso juga menguat 0,2% menjadi 41,397, rupe India menguat 0,2% menjadi 52,9126, dan ringgit Malaysia menguat 0,1% menjadi 3,0585. Kondisi itu yang kemudian mendongkrak Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index yang saat ini masih bergerak mendekati level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir. Keperkasaan mata uang Asia terjadi setelah tingkat penjualan ritel AS berhasil melampaui estimasi analis. Kondisi itu yang kemudian menyokong permintaan atas aset-aset berisiko. "Dengan data penjualan ritel AS yang positif, ada harapan terjadinya rebound pada perekonomian China dan Eropa. Mata uang Asia menjadi salah satu aset yang diburu. Pasar saham dan mata uang Asia diuntungkan dari data positif AS ini," jelas Nizam Idris, head of Asian fixed income and foreign exchange Macquarie Bank Ltd di Singapura.Sementara itu, di negara Asia lainnya, baht Thailand tak banyak mencatatkan perubahan di posisi 30,69 per dollar. Sedangkan rupiah Indonesia dan dong Vietnam bergerak stabil di posisi 9.590 dan 20.860.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News