Investor menunggu Fed, lelang sukuk bisa sepi



 JAKARTA. Tampaknya lelang lima seri surat berharga syariah negara atawa sukuk negara yang akan digelar 7 Maret nanti bakal sepi. Pemerintah bahkan cuma mematok target indikatif perolehan dana sekitar Rp 6 triliun dari lelang ini.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra memprediksi, potensi penawaran yang akan masuk dalam lelang pekan depan sekitar Rp 10 triliun-Rp 15 triliun. Sekadar info, jumlah penawaran yang masuk pada lelang pada 21 Februari lalu mencapai Rp 10,38 triliun.

"Penawaran yang diserap masih akan melebihi target indikatif tapi tidak terlalu tinggi, tergantung yield yang masuk," ujar Made, Kamis (2/3).


Jika yield yang diminta tinggi, bisa jadi lelang yang dimenangkan pemerintah lebih kecil dari target indikatif.Penawaran diperkirakan turun lantaran pelaku pasar cenderung berhati-hati jelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada pertengahan bulan ini.

Apalagi, pelaku pasar semakin yakin The Fed bakal menaikkan suku bunga. Apalagi, data ekonomi AS belakangan bagus dan sesuai prediksi.Made memprediksi, dalam lelang kali ini, sukuk bertenor pendek masih jadi incaran.

Calon seri yang berpotensi mendapat banyak peminat adalah SPN-S 08092017 yang memiliki tenor enam bulan. Pelaku pasar cenderung masuk ke surat utang tenor mini sejak The Fed berniat menaikkan suku bunga tiga kali di tahun 2017. Hal ini masih akan berlanjut jika belum ada ketidakpastian global tahun ini berlanjut.

Pemerintah menawarkan lima seri sukuk dalam lelang ini. Pertama, Seri SPN-S 08092017 yang memberi imbalan diskonto dengan tenor enam bulan. Kedua, seri PBS013 yang jatuh tempo 15 Mei 2019. Seri sukuk ini menawarkan imbalan 6,25%.

Ketiga, seri PBS014 yang akan kedaluwarsa pada 15 Mei 2021. Pemerintah mematok imbal hasil sebesar 6,5% untuk seri ini. Keempat, seri PBS011 yang menawarkan imbal hasil 6,75% dan jatuh tempo pada 15 Agustus 2023. Kelima, seri PBS012 dengan imbal hasil 8,87% dengan tenggat waktu 15 November 2031.sukuk dengan tenor pendek tetap jadi primadona dalam lelang kali ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie