Investor minati blok Bukit Barisan milik Radiant



JAKARTA. Dua calon investor strategis mendekati PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) untuk ikut menggarap proyek blok minyak dan gas Bukit Barisan. "Dua calon investor berminat menjadi mitra strategis kami di blok Bukit Barisan," ujar Coki Lubis, Sekretaris Perusahaan dan Direktur Operasional RUIS kepada KONTAN, Kamis (20/1).

Dua perusahaan yang tertarik ikut serta dalam proyek itu terdiri dari satu perusahaan lokal dan satu perusahaan asing. Status si investor lokal yang adalah perusahaan investasi. Sedangkan peminat dari luar negeri merupakan perusahaan yang juga bergerak di sektor minyak dan gas.

RUIS berniat menawarkan beberapa opsi terkait kemungkinan masuknya mitra strategis ini. Salah satunya adalah menerbitkan saham baru atau rights issue. Skemanya, calon investor bisa masuk ke blok Bukit Barisan sebagai pembeli siaga rights issue RUIS. "Dana hasil rights issue akan dipakai untuk kebutuhan blok Bukit Barisan," lanjut Coki. Opsi ini memungkinkan bagi investor lokal yang merupakan perusahaan investasi.


Tapi, pilihan itu sejatinya tak berlaku apabila mitra strategis lainnya, yakni perusahaan asing langsung masuk mengakuisisi blok Bukit Barisan. Investor asing bisa mengakuisisi sebagian saham blok Bukit Barisan. Biasanya, perusahaan yang bergerak di sektor migas ingin langsung memiliki saham di sana.

Proyek jangka panjang

Radiant mendekap blok Bukit Barisan melalui anak usahanya, PT Radiant Bukit Barisan E&P (RBB), pada 13 November 2008 silam. Kala itu, konsorsium RBB dan PC (SKR) International Ltd memenangi tender wilayah kerja migas South West Bukit Barisan di Sumatra Barat dan Riau.

Di blok ini, RUIS menguasai participating interest 51%. Sisanya yang 49% dimiliki PC (SKR) International Ltd. RUIS akan memulai pengeboran pada kuartal kedua tahun ini. Kebutuhan dana proyek ini tidak terlalu besar. Menurut Coki, RUIS membutuhkan US$ 15 juta atau Rp 135 miliar.

Blok migas yang semula ditargetkan berproduksi mulai 2013 mungkin akan mundur hingga 2015 mendatang. Hasil penelitian menunjukkan, potensi migas yang terkandung di blok Bukit Barisan masing-masing sebanyak 120 juta barel minyak dan 260 miliar kaki kubik gas.

Coki bilang, di blok ini, RUIS memiliki konsesi bagi hasil dengan pemerintah. Rasio bagi hasil untuk minyak bumi adalah 15:85, yakni 85% pemerintah dan 15% jatah RUIS. Sedangkan rasio untuk gas adalah 65% pemerintah dan 35% jatah RUIS.Analis Waterfront Securities Isfhan Helmy Arsad menilai, langkah RUIS mencari mitra strategis sudah tepat. Apalagi, "Saat ini, harga minyak mentah cukup bagus," imbuh dia.

Analis Valbury Asia Nico Omer Jonckheere menimpali, proyek pengeboran ini merupakan proyek jangka panjang. Maka, sebaiknya, RUIS memilih investor yang berpengalaman di sektor migas. Nico menghitung, harga wajar saham RUIS tahun ini adalah Rp 180-Rp 270 per saham. "Harganya masih relatif bertahan, sebab likuiditasnya tidak terlalu besar," jelas dia. Kemarin (21/1), harga saham ini naik 3,67% menjadi Rp 199 per saham. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: