Investor mulai memburu obligasi korporasi dengan kupon tinggi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor mulai memburu obligasi korporasi yang memberikan kupon tinggi. Sejumlah tawaran obligasi belakangan ini memang menari. 

Pada 9-12 November mendatang, PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) akan melangsungkan penawaran obligasi dengan nilai Rp 2,8 triliun. SMF hanya menawarkan satu seri obligasi dengan tenor 5 tahun. Untuk obligasi yang akan jatuh tempo 17 November 2026, SMF menawarkan tingkat bunga tetap 6% per tahun. Obligasi ini mengantongi peringkat idAAA

Di awal November, PT Lautan Luas juga akan menawarkan obligasi senilai Rp 450 miliar. Obligasi Berkelanjutan III Lautan Luas Tahap II Tahun 2021 ini terdiri dari Obligasi seri A dengan tenor 3 tahun, menawarkan tingkat bunga tetap 9%.


Sementara, obligasi seri B memiliki tenor lima tahun, menawarkan tingkat bunga tetap 9,75%. Obligasi ini memiliki rating idA-. 

Baca Juga: Indofood CBP (ICBP) Rilis Obligasi Global Senilai US$ 1 Miliar

PT Chandra Asri Petrochemical (TPIA) juga baru saja menyelesaikan masa penawaran obligasi. Rating obligasi TPIA adalah idAA- dengan tenor 5,7 dan 10 tahun di kupon 7,2%, 8,2% dan 9%. 

Ekonom Sucor Sekuritas, Ahmad Mikail Zaini menilai, tawaran kupon obligasi tersebut menarik di setiap ratingnya. Berbekal kupon yang tinggi pada obligasi tersebut,  Mikail mengatakan investor saat ini memang mulai memburu obligasi korporasi yang memberikan kupon tinggi.

"Dari sisi investor, spread imbal hasil (yield) obligasi dengan obligasi pemerintah sejak awal tahun hingga saat ini cenderung menurun, sehingga investor cari yang kuponnya tinggi," kata Mikail, Rabu (27/10). 

Namun, di tahun depan ada potensi kenaikan suku bunga. Mikail mengatakan jika suku bunga naik, maka yield obligasi korporasi juga naik dan harga obligasi korporasi berpotensi menurun. Namun, Mikail mengatakan kenaikan yield obligasi korporasi tidak akan setinggi lima tahun lalu karena selisih yield semakin menurun atau menipis. 

Baca Juga: Perbankan Menyerbu Obligasi Korporasi

Dengan kata lain, jika spread yield menurun maka obligasi korporasi jadi lebih menarik. Mikail juga mengatakan saat suku bunga naik, investor juga cenderung memburu obligasi korporasi yang dapat memberikan kupon lebih tinggi daripada harus memburu yield tinggi pada obligasi pemerintah bertenor panjang.

"Jika suku bunga naik ada risiko obligasi pemerintah berdurasi panjang yield akan naik dan harga turun," kata Mikail. 

Obligasi korporasi yang ditawarkan saat ini juga menarik karena risiko gagal bayar harusnya menurun di tengah pemulihan ekonomi yang mulai berjalan. Namun, di tahun depan, investor akan cenderung lebih selektif dalam memilih obligasi korporasi dari perusahaan yang diuntungkan oleh inflasi. 

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto juga mengatakan bagi investor yang ingin mengoptimalkan kinerja, maka mereka akan memburu obligasi korporasi. Sejauh ini, Ramdhan mengamati tawaran obligasi dari ketiga perusahaan tersebut memiliki historis yang baik atawa tidak ada catatan buruk di pasar. 

Baca Juga: SMF menawarkan obligasi total Rp 2,8 triliun

Baca Juga: Lautan Luas (LTLS) akan menerbitkan obligasi dengan bunga hingga 9,75%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati