Investor ramai-ramai backdoor listing emiten



JAKARTA. Sejumlah emiten tengah mempersiapkan aksi korporasi berupa penerbitan saham baru dengan nilai jumbo. Beberapa diantaranya memiliki motif backdoor listing. Terbaru adalah PT Rimo Catur Lestari Tbk (RIMO). Emiten ritel ini akan menambah modal dasar dari Rp 240 miliar menjadi Rp 5 triliun. Untuk modal disetor akan ditambah dari Rp 85 miliar menjadi Rp 4 triliun. Perseroan juga akan mengubah nama perusahaan dari Rimo Catur Lestari menjadi Rimo International. Setelah itu, perseroan akan menggelar rights issue. Manajemen belum menjelaskan secara rinci mengenai rencana tersebut.Selain RIMO, PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) juga akan  menerbitkan 23,4 miliar saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) seharga  Rp 200 per saham. Dengan demikian, aksi korporasi ini bernilai Rp 4,68 triliun. PT Danareksa Sekuritas bertindak sebagai pembeli siaga. Nantinya, SIAP yang awalnya merupakan peusahaan nonwoven converter yang akan beralih menjadi perusahaan batubara. Adapun, yang akan menggunakan baju SIAP adalah RITS Ventures Limted. RITS adalah satu pemilik PT Wana Bara Prima Coal, induk PT Indo Wana Bara Mining Coal. Pemilik Wana Bara Prima lainnya adalah Reinner Abdul Rachman Latief dan Rendy Diego Soedarjo. Reinner yang merupakan mantan petinggi PT Lapindo Brantas Inc. mengempit 3,89% saham Wana Bara. Sedangkan Rendy menguasai 1,11%. Adapun sisanya dimiliki RITS melalui Golden View Offshore Inc. Sebelumnya, RITS pernah mencoba masuk melalui PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK).Emiten ketiga yang akan menggelar rights issue adalah PT SMR Utama Tbk (SMRU). Emiten ini akan menggelar rights issue senilai Rp 1,05 triliun. Pembeli siaga dari penerbitan HMETD ini adalah PT Tandikek Asri Lestari (TAL). Sebelum melakukan rights issue, SMRU akan melakukan penambahan modal telebih dahulu.Pasalnya, modal dasar SMRU hanya 4 miliar dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 1,5 miliar atau setara dengan Rp 150 miliar. Dengan demikian, jumlah saham dalam portepel hanya tersisa 2,5 miliar atau Rp 250 miliar. Adapun, modal dasar SMRU akan bertambah menjadi 48 miliar saham atau sekitar Rp 4,8 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can