KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jika Anda ingin menghasilkan uang di pasar saham, salah satu cara terbaik adalah dengan mengikuti saham-saham yang ada di dalam portofolio Berkshire Hathaway. Warren Buffett, yang telah memimpin Berkshire selama beberapa dekade, telah membuktikan dirinya sebagai salah satu investor terbaik sepanjang masa. Dengan memantau posisi yang ia pilih, Anda bisa mendapatkan keunggulan untuk portofolio investasi Anda. Berikut adalah dua saham yang dianggap sebagai pilihan terbaik dari Buffett yang patut Anda perhatikan.
Baca Juga: Warren Buffett Beli Saham Perusahaan Ini Senilai US$7 Miliar, Bagaimana Prospeknya? Visa (NYSE: V): Salah Satu Saham Terbaik yang Pernah Dibeli Buffett
Pada tahun 2011, Buffett melakukan salah satu pembelian saham terbaiknya, yakni Visa. Anda mungkin sudah sangat mengenal Visa sebagai sebuah merek, tetapi tahukah Anda apa yang membuat perusahaan ini menjadi investasi yang luar biasa? Ketika Buffett pertama kali membeli saham Visa, harga sahamnya berkisar antara US$30 hingga US$40. Saat ini, harga sahamnya mendekati US$300, dengan kapitalisasi pasar sekitar US$550 miliar. Diperkirakan bahwa perusahaan ini suatu hari nanti bisa mencapai kapitalisasi pasar US$1 triliun. Apa yang menyebabkan kesuksesan historis Visa, dan mengapa perusahaan ini siap untuk lebih sukses di masa depan? Jawabannya terletak pada keunggulan kompetitif yang sangat bernilai dan terus menguat seiring waktu. Visa memiliki pangsa pasar yang sangat dominan di pasar kartu kredit dan debit di AS, dengan pangsa pasar domestik sebesar 61% menurut data dari Statista. Tiga perusahaan lainnya menguasai 39% sisanya. Hal ini menciptakan pasar yang sangat terkonsolidasi.
Baca Juga: Punya Dana Rp 300 Juta, di Amerika Dapat Mobil Bekas Jenis Apa? Efek jaringan yang mendorong pasar pembayaran seperti Visa, di mana semakin banyak orang yang menggunakan, semakin bernilai layanan tersebut, menjadi alasan utama mengapa Visa begitu kuat. Jaringan pembayaran yang menghubungkan pelanggan, pedagang, dan lembaga keuangan secara mulus akan menjadi pemenang. Dinamika ini secara alami menguntungkan skala besar, menciptakan beberapa pesaing raksasa seperti Visa dan Mastercard. Skala besar ini memberikan Visa keunggulan kompetitif yang tidak hanya tahan lama, tetapi juga profitabilitas yang mengesankan. Pengembalian ekuitasnya hampir 50% meskipun dengan leverage minimal, dan margin keuntungannya mencapai 55% pada kuartal terakhir. Namun, sahamnya diperdagangkan hanya 28 kali lipat dari laba, sedikit lebih rendah dari rata-rata S&P 500. Buffett masih memiliki saham Visa senilai US$2,2 miliar, dan baik investor pertumbuhan maupun nilai harus mempertimbangkan untuk ikut serta.
Baca Juga: CEO Nvidia Jensen Huang Terpental dari Klub US$100 Miliar: Kekayaannya Turun Drastis Nu Holdings (NYSE: NU): Perusahaan dengan Pertumbuhan Maksimal
Buffett bukan dikenal sebagai investor pertumbuhan, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, Berkshire telah mengakumulasi saham di banyak perusahaan yang mampu menghasilkan pertumbuhan yang kuat. Salah satunya adalah Nu Holdings, perusahaan fintech yang memiliki saham senilai lebih dari US$1 miliar di portofolio Berkshire. Tak sulit untuk melihat mengapa Buffett menyukai perusahaan ini. Pada dasarnya, Nu adalah sebuah bank, tetapi bukan sembarang bank. Nu hanya menawarkan layanan mereka di negara-negara Amerika Latin seperti Brasil, Meksiko, dan Kolombia secara eksklusif melalui smartphone. Ini sangat berbeda dari sejarah, di mana bank-bank besar mengenakan biaya tinggi kepada konsumen untuk layanan sederhana melalui cabang fisik. Nu mengubah status quo dengan menawarkan layanan dan harga yang tidak bisa ditandingi oleh kompetitor.
Baca Juga: Warren Buffett Miliki Tumpukan Uang Tunai US$277 Miliar, Waktunya Berhenti Investasi? Dalam waktu kurang dari satu dekade, Nu tumbuh dari hampir nol pelanggan menjadi lebih dari 100 juta pelanggan. Lebih dari setengah populasi dewasa di Brasil kini menjadi pelanggan Nu, dan pertumbuhannya terus berlanjut. Meskipun memiliki kapitalisasi pasar US$70 miliar, Nu secara konsisten meningkatkan penjualan sebesar 50% hingga 100% per kuartal secara year-over-year. Saham Nu tidak murah, dengan rasio harga terhadap laba sebesar 45 kali, tetapi sedikit perusahaan yang memiliki profil pertumbuhan seperti ini. Dalam beberapa tahun, rasio ini kemungkinan akan terlihat seperti harga yang sangat murah. Berkshire belum menjual satu pun saham sejak mereka mengakuisisi sahamnya. Bagi investor yang mencari potensi pertumbuhan maksimal, Nu Holdings layak untuk diperhatikan lebih dekat. Dengan mempertimbangkan investasi-investasi ini, Anda dapat menempatkan diri Anda pada posisi yang baik untuk memanfaatkan potensi keuntungan besar di pasar saham.
Editor: Handoyo .