Investor serap rights issue PTPP dan WIKA



JAKARTA. Aksi rights issue sejumlah emiten pelat merah mendapatkan respons cukup positif dari investor. PT PP Tbk (PTPP) misalnya. Perusahaan konstruksi ini menyelesaikan proses penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu beberapa waktu lalu.

Manajemen PTPP menyebutkan saham baru yang diterbitkan cukup laris dan diborong oleh investor, bahkan mendapatkan kelebihan permintaan alias oversubscribed.

"Luar biasa, kalau dilihat, sudah oversubscribed," ujar Agus S. Kana, Sekretaris Perusahaan PTPP, kepada KONTAN, Jumat (16/11) lalu.


Dia juga bilang, pembelian saham rights issue PTPP telah laris dijual per 15 Desember 2016 dan hanya menyisakan proses pendataan saja. Sebagai informasi, saham PTPP ditawarkan dengan harga Rp 3.250 per saham. Padahal, sehari sebelumnya, harga saham PTPP di pasar sudah mencapai Rp 3.890 per saham.

Agus juga bilang, pemerintah dan investor publik menyerap seluruh saham baru, sehingga tak ada saham yang perlu diserap oleh pembeli siaga.

Sebagian besar dana rights issue sudah mulai masuk ke kantong perusahaan. Diharapkan pada 19 Desember 2016 ini seluruh dana hasil rights issue masuk dan bisa dialokasikan untuk kebutuhan ekpansi.

PTPP melaksanakan rights issue dengan menerbitkan sebanyak 1,3 miliar saham. Dari aksi korporasi tersebut, perkiraan dana yang diraup adalah sekitar Rp 4,4 triliun.

Aksi WIKA

Selain PTPP, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menuntaskan proses rights issue dengan penyerapan maksimal. Dari data yang dirilis Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), badan usaha asing menyerap 9% rights issue WIKA.

Rights issue ini juga banyak diserap oleh investor ritel, yakni sebanyak 7% atau 225,32 juta saham. Sisanya diserap oleh investor lokal institusi seperti asuransi, yayasan, dana pensiun serta pengelola reksadana.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, berpendapat, harga saham rights issue emiten badan usaha milik negara (BUMN) terdiskon cukup banyak. Hal tersebut cukup menarik minat para investor untuk membeli saham-saham tersebut.

Apalagi, emiten yang menggelar rights issue adalah emiten yang berada di sektor favorit, yakni sektor konstruksi dan infrastruktur. "Investor sangat memandang positif sektor infrastruktur ini, karena akan mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Hans.

Setelah pelaksanaan rights issue, diperkirakan leverage ratio emiten-emiten pelat merah ini juga menurun. Sehingga, emiten berpeluang memperkuat ekspansi pada tahun depan.

"Setelah rights issue, harga saham memang cenderung turun. Namun saat ini sudah terlihat harga saham-saham emiten tersebut mulai naik," imbuh Hans.

Dia merekomendasikan buy untuk PT Jasa Marga Tbk (JSMR), WIKA dan PTPP, dengan target harga tahun ini masing-masing Rp 4.750, Rp 2.650 dan Rp 3.950 per saham.

Sementara target harga tahun depan masing-masing adalah Rp 5.700, Rp 3.175 dan Rp 4.850 per saham. Harga saham JSMR, WIKA dan PTPP pada Jumat (16/12) akhir pekan lalu masing-masing ditutup di posisi Rp 4.510, Rp 2.500 dan Rp 3.880 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie