KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Singapore Telecommunications Limited (Singtel) mengumumkan telah mengakuisisi 16,26% saham PT Bank Farma International atau senilai Rp 500 miliar milik PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (
EMTK). Akuisisi tersebut dilakukan oleh anak perusahaan Singtel, Singtel Alpha Investments, dengan membeli 2,4 miliar saham Bank Fama. Mengutip pemberitaan The Edge Singapore, Jumat (21/1), Singtel Alpha Investments menggunakan sumber dana internal untuk mencaplok saham Bank Fama. Sebagai informasi, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (
EMTK) merupakan pemegang 93% saham PT Bank Fama International.
Selain itu, investor Singapura, Mahogany Global Investment Pte. Ltd juga menjadi pemegang saham mayoritas dan pengendali PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (
COCO) melalui
rights issue. Mahogany Global Investment (MGI), perusahaan investasi yang baru berdiri 14 September 2021, kini menguasai 273.041.348 saham, setara 30,68% saham COCO. Jumlahnya berpotensi meningkat seiring
tender offer yang wajib digelar. Mahogany Global Investment masuk sebagai investor COCO setelah mengambil seluruh Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dari PT Inter Jaya Corpora dan dari investor lain yang tidak mengeksekusi haknya. Dengan harga pelaksanaan di Rp 304 per saham, Mahogany Global Investment menebus 273.041.348 saham COCO dengan kocek sekitar Rp 83 miliar. Sumber dana yang digunakan Mahogany Global Investment berasal dari kas internal perusahaan tersebut. Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menilai, prospek emiten yang diakuisisi seharusnya menjadi lebih baik dengan kehadiran perusahaan asing sebagai pemiilik saham. Harapannya, kinerja keuangan emiten juga menjadi jauh lebih baik. Menurut Ivan, Indonesia merupakan negara dengan potensi pasar yang besar, baik untuk jasa keuangan dan perbankan digital, maupun untuk produk barang konsumsi. Hal ini menjadi salah satu faktor investor asing melakukan akuisisi emiten lokal. "Selain itu, keberhasilan pemerintah dalam pemulihan ekonomi dari dampak pandemi juga memberi keyakinan bagi investor dari luar negeri untuk mengembangkan bisnis di Indonesia," kata Ivan pada Kontan, Jumat (21/1).
Ivan menambahkan, untuk investor domestik cenderung akan mencermati kinerja emiten sepanjang 2022 ini dan akan menjadi suatu kesempatan yang menarik untuk masuk jika saham-saham emiten yang disuntik investor asing tersebut mulai menunjukkan adanya peningkatan laba. Sementara itu, dari sisi valuasi saham EMTK dan COCO belum bisa dikatakan murah, tetapi masih ada peluang untuk terjadinya peningkatan harga saham dalam jangka pendek. Oleh karena itu, Ivan merekomendasikan agar pelaku pasar lebih baik menunggu untuk melakukan
buy on weakness sambil menunggu rilisnya laporan keuangan setiap kuartal guna mengetahui pertumbuhan kinerja pasca masuknya investor asing. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat