KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pasca diresmikan pada Senin, (24/2), kehadiran Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) tak henti menuai banyak kritikan. Salah satunya, terkait dana yang akan dikelola lembaga baru tersebut. Peneliti Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Riandy Laksono menilai, apabila Danantara akan difokuskan untuk berinvestasi di dalam negeri, maka bisa terjadi crowding out. Ini merupakan kondisi ketika peningkatan belanja pemerintah menyebabkan penurunan aktivitas sektor swasta. Sebelumnya, pemerintah menyampaikan hasil efisiensi anggaran Rp 308 triliun atau setara US$ miliar dalam bentuk tabungan negara, akan dialokasikan kepada Danantara untuk diinvestasikan dalam 20 proyek nasional atau lebih.
Investor Swasta Bisa Tersingkirkan Bila Danantara Investasi di Dalam Negeri
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pasca diresmikan pada Senin, (24/2), kehadiran Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) tak henti menuai banyak kritikan. Salah satunya, terkait dana yang akan dikelola lembaga baru tersebut. Peneliti Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Riandy Laksono menilai, apabila Danantara akan difokuskan untuk berinvestasi di dalam negeri, maka bisa terjadi crowding out. Ini merupakan kondisi ketika peningkatan belanja pemerintah menyebabkan penurunan aktivitas sektor swasta. Sebelumnya, pemerintah menyampaikan hasil efisiensi anggaran Rp 308 triliun atau setara US$ miliar dalam bentuk tabungan negara, akan dialokasikan kepada Danantara untuk diinvestasikan dalam 20 proyek nasional atau lebih.