Investor takut, Kospi terempas dan won tak berdaya



SEOUL. Bursa Korea tumbang. Indeks acuannya, Kospi, mengalami penurunan terbesar dalam lima bulan. Ongkos untuk menjamin surat utang pemerintah dari gagal bayar menanjak ke angka tertinggi sejak September 2012. Eskalasi konflik dengan Korea Utara makin menjadi momok bagi investor.Hari ini, media Korea Selatan melaporkan bahwa Korea Utara mengesahkan rencana untuk melakukan 'serangan balasan' terhadap Amerika Serikat, termasuk melancarkan serangan nuklir. Korut berencana menyalakan lagi fasilitas nuklir dan kemarin melarang pekerja Korsel memasuki kawasan industri bersama Gaeseong."Korea Utara menambah ancamannya hari demi hari dan faktor risiko memberikan dampak negatif bagi pasar keuangan Korea Selatan," ujar Jeon Seung Ji, Analis Samsung Futures Inc. di Seoul. Pada pukul 09.24 waktu Seoul, indeks Kospi terempas 1,3% ke 1.956,96. Ini merupakan penurunan terbesar sejak Oktober. Won melemah 0,7% ke 1.125 per dollar AS, level terlemah sejak 13 September. Won sudah tergerus 5,5% dalam tiga bulan terakhir dan menjadi mata uang berkinerja terburuk di Asia."Kenaikan ketegangan mendorong investor asing menjual lebih banyak saham Korsel, dan melemahkan mata uangnya. Di saat yang sama, eksportir kemungkinan mencari waktu yang tepat untuk menjual dollar," imbuhnya.Risiko obligasiOngkos untuk menjaminkan surat utang Korsel melalui instrumen credit default swaps naik empat basis poin ke 86, kemarin. Satu basis poin setara US$ 1.000 per tahun untuk kontrak yang melindungi nilai utang US$ 10 juta.Sementara harga surat utang Korsel belum bergerak hari ini. Yield atau imbal hasil surat utang Korsel yang jatuh tempo Maret 2018 mencapai 2,56%. Pekan lalu yield ini mencapai 2,51%, angka terlemahnya sejak tahun 2000.Kemarin, kantor kepresidenan Korsel membantah telah menekan bank sentral untuk menurunkan suku bunga. Bantahan ini dilakukan setelah penasihat ekonomi presiden, Cho Won Dong, mengatakan pemangkasan bunga akan berguna karena pemerintah mungkin akan menerbitkan obligasi demi membiayai anggaran tambahan.Bank of Korea akan rapat pada 11 April untuk membahas kebijakan bunga. Bunga acuan Korsel belum pernah bergerak lagi dari posisi 2,75% sejak Oktober 2012.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: