Investor Tidak Masuk Lewat Right Issue Bank Agroniaga



JAKARTA. Investor yang tertarik membeli saham PT Bank Agroniaga Tbk tak akan masuk melalui penawaran saham baru alias rights issue. Sekretaris Perusahaan Bank Agroniaga Hirawan Nur Kustono menegaskan hal itu kepada KONTAN, pekan lalu.

"Para investor masuk melalui perjanjian strategis dengan pemilik saham Bank Agroniaga. Dalam perjanjian itu, yang mengetahui adalah pemegang saham Bank Agroniaga, yaitu Dapenbun (Dana Pensiun Perkebunan)," katanya.

Hirawan bilang, salah satu investor yang sudah selesai melakukan due dilligence alias uji kepatutan dan kelayakan adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Rencananya, BRI akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Mei nanti untuk meminta persetujuan pemegang saham atas akuisisi ini, dan menargetkan bisa melaksanakan akuisisi semester I tahun ini.


Sebelumnya, Komisaris Utama Bank Agroniaga sekaligus Direktur Dapenbun Roswita Nilakurnia membenarkan ada sekitar empat calon investor tertarik membeli saham Bank Agroniaga. "Kebanyakan lokal. Ada juga dari Timur Tengah, dan China," ujarnya.

Sayangnya, Roswita enggan menyebut berapa harga dan jumlah saham yang akan dilepas Bank Agroniaga. Dia juga tidak menjelaskan sejauh mana negosiasi Dapenbum dengan para calon investor dan identitas calon investor tersebut.

Hirawan menyatakan, pihaknya akan mencari investor yang sejalan dengan bisnis perseroan, yaitu pengembangan sektor agribisnis termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Porsi kredit UMKM Bank Agroniaga sekitar 42% dari total kreditnya.

Per Desember 2009, Bank Agroniaga telah menyalurkan kredit sebesar Rp 2 triliun dengan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 80,99%. "Secara jaringan, kami memiliki 7 kantor cabang, 7 kantor cabang pembantu, dan 2 kantor kas. Dari jumlah jaringan itu, sebagian besar bekerja sama alias menempel dengan PTPN," tutur Hirawan.

Direktur Utama Bank Agroniaga Kemas M. Arif menargetkan laba bersih Bank Agroniaga tahun ini bisa tumbuh 124,71% atau sekitar Rp 20 miliar dibandingkan laba 2009 yang hanya Rp 8,9 miliar. Adapun target pertumbuhan kreditnya tahun ini naik 28% menjadi Rp 2,55 triliun. Sementara asetnya tahun ini ditargetkan Rp 2,98 triliun, dengan CAR mencapai 19,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.