Investor Timur Tengah minat investasi US$ 12,2 M



JAKARTA. Meskipun harga minyak lesu, pemerintah mengklaim minat investasi minyak dan gas bumi di Indonesia masih tinggi.

Pemerintah menyebut ada minat investasi senilai US$ 12,2 miliar dari Timur Tengah, yang mayoritas berasal dari investasi minyak dan gas bumi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, Senin (27/6)  mengatakan,  sebagai orang yang ditugasi oleh Presiden Joko Widodo sebagai penghubung investasi dari negara-negara Timur Tengah mengatakan, negara asal investor diantaranya Arab Saudi, Iran dan Qatar.


"Terakhir deal antara Iran dengan Pertamina. Sebentar lagi juga ada penandatangan perjanjian suplai minyak mentah dan akses Indonesia ke lapangan minyak di Iran. Kami akan terus mendorong kerjasama seperti ini," kata Sudirman Senin (27/6).

Sudirman merinci,  ada enam rencana investasi asal Timur Tengah yang segera terealisasi. Pertama kerjasama pendanaan proyek public private partnership (PPP) dengan Qatar US$ 1 miliar.

Kedua investasi pembangkit listrik dengan kapasitas 2x250 dari MQ di Sumatera Utara dengan Qatar. Saat ini, proses investasi  dalam tahapan pembentukan joint venture antara perusahaan Qatar dengan perusahaan lokal, sekaligus persiapan pendanaan. Nilai proyek ini US$ 350 juta.

Ketiga adalah fefinery development masterplan program (RDMP) Kilang Cilacap dengan dengan nilai investasi sekitar US$ 5,5 miliar. Kerjasama ini sudah dalam proses penandatanganan kontrak sejak 23 Mei 2016, dan mulai masuk dalam tahap basic design. 

Kata Sudirman, prosesnya akan dilanjutkan dengan perjanjian joint venture yang ditargetkan kelar pada Desember 2016.

Keempat kerjasama pasokan liquefied petroleum gas (LPG) 80.000 ton antara Pertamina dengan National Iranian Oil Company (NIOC). Penandatangan perjanjian jual beli dilakukan pada 30 Mei 2016. Pertamina akan melakukan pembelian LPG dalam jangka panjang 500.000 ton. Total nilai transaksi US$ 60 juta.

Kelima adalah kerjasama pembangunan kilang swasta di Situbondo Jawa Timur dengan kapasitas 150.000 barel per hari. Adapun investasi proyek ini mencapai US$ 5 miliar. 

Statusnya proyek saat ini telah melakukan penandatanganan (KGS-NIOC) 31 Mei 2016 di Tehran, Iran untuk berinvestasi 20% dan menyuplai minyak mentah.  

Tahapan selanjutnya mereka akan melakukan uji tuntas atau due diligence untuk pembelian produk dengan Pertamina.

Terakhir adalah investasi non migas yakni Lulu Hyoermart dengan pembukaan gerai pertama di Cakung yang diresmikan pada 4 Juni 2016. Tahap selanjutnya adalah pembukaan sembilan gerai dengan investasi total US$ 300 juta.

Sudirman menegaskan saat ini masih ada 12 proyek yang masih dalam tahap negosiasi. Selain itu ada potensi untuk 22 proyek untuk dibiayai investor Timur Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan