Investor Twitter Marah dan Gugat Elon Musk karena Dituduh Memanipulasi Saham



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Miliarder Elon Musk digugat oleh investor Twitter. Para investor marah dan mengklaim Musk memanipulasi harga saham perusahaan agar semakin murah, ketika kepala eksekutif pembuat mobil listrik Tesla mengajukan tawaran pengambilalihan senilai US$ 44 miliar untuk platform media sosial tersebut.

Mengutip Reuters, para investor mengatakan Musk menyelamatkan dirinya sendiri sebesar US$ 156 juta dengan tidak mengungkapkan bahwa dia telah membeli lebih dari 5% saham Twitter pada 14 Maret. Para investor lantas mengajukan class action dan menuntut ganti rugi yang tidak ditentukan.

Mereka juga menyebut Twitter sebagai pihak yang bersalah, dengan alasan bahwa perusahaan memiliki kewajiban untuk menyelidiki perilaku Musk, meskipun mereka tidak meminta ganti rugi dari perusahaan.


Menurut gugatan yang diajukan pada Rabu (25/5/2022) di pengadilan federal San Francisco, para investor mengatakan Musk terus membeli saham, dan akhirnya mengungkapkan pada awal April bahwa ia memiliki 9,2% saham Twitter.

Baca Juga: Miliarder Dunia yang Paling Banyak Kehilangan Harta Akibat Penurunan Saham Global

"Dengan menunda pengungkapan sahamnya di Twitter, Musk terlibat dalam manipulasi pasar dan membeli saham Twitter dengan harga yang sangat rendah," kata investor yang dipimpin oleh warga Virginia William Heresniak.

Baik Musk maupun pengacaranya tidak segera menanggapi permintaan komentar. Demikian pula halnya dengan Twitter yang menolak berkomentar.

Para investor mengatakan penurunan saham Tesla baru-baru ini telah menempatkan kemampuan Musk untuk membiayai akuisisi Twitter dalam "bahaya besar" karena dia telah menjanjikan sahamnya sebagai jaminan untuk mengamankan pinjaman yang dia butuhkan untuk membeli perusahaan.

Saham Tesla diperdagangkan sekitar US$ 713 pada Kamis sore, turun dari posisi US$ 1.000 pada awal April.

Baca Juga: SEC Mempersoalkan Cara Musk Mengungkap Kepemilikan Saham Twitter

Wall Street Journal melaporkan awal bulan ini, waktu pengungkapan saham Twitter oleh Musk telah memicu penyelidikan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC).

Asal tahu saja, SEC mewajibkan setiap investor yang membeli saham melebihi 5% di sebuah perusahaan untuk mengungkapkan kepemilikannya dalam waktu 10 hari setelah melewati ambang batas.

Para investor juga mengatakan kritik publik Musk terhadap perusahaan, termasuk tweet tanggal 13 Mei yang menyatakan pembelian itu untuk sementara ditunda sampai Twitter membuktikan bahwa bot spam menyumbang kurang dari 5 persen penggunanya. Disinyalir, hal ini merupakan upaya Musk untuk menekan harga saham Twitter lebih murah.

Musk pada hari Rabu menjanjikan tambahan US$ 6,25 miliar dalam pembiayaan ekuitas untuk mendanai tawarannya untuk Twitter. Hal ini menjadi sinyal bahwa dia masih berupaya untuk menyelesaikan kesepakatan tersebut.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie