Investor Uni Emirat Arab Berminat Investasi Solar Panel di IKN, Kapasitasnya Segini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) menarik minat investor asing.

Investor Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, ada investor asing yang berminat investasi sektor energi baru terbarukan (EBT) di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Bahlil menyampaikan, investor itu berasal dari Uni Emirat Arab (UEA) yang menyampaikan minat investasi solar panel di IKN. Ia bilang proposal minat investasi baru masuk. Saat ini, Satgas Investasi bersama Otorita IKN akan memproses minat investasi tersebut. 


"Nilai (investasi) kita belum bicara, kapasitasnya kurang lebih 1,2 gigawatt," ujar Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (18/4).

Baca Juga: Ini Tunjangan Khusus untuk ASN Pionir yang Pindah ke IKN

Bahlil mengaku belum bisa bicara banyak perihal minat investasi EBT dari investor UEA. Menurutnya, pengerjaan proyek akan dilakukan dengan skema B to B dan melibatkan PLN. 

Bahlil juga belum bisa memastikan apakah realisasi investasi dapat dilakukan tahun ini. Ia hanya berharap penandatanganan kontrak proyek dapat dilakukan tahun ini. 

"Tadi kami sudah sepakati bentuk tim kecil untuk lakukan langkah-langkah agar lebih mengkerucut dan penyelesaian cepat selesai. Detilnya nanti kami sampaikan, tapi difasilitasi oleh Tony Blair Institute," jelas Bahlil.

Sebelumnya, Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengklaim ada sekitar 357 letter of intent (LoI) atau minat investasi dari calon investor masuk ke proyek IKN per 19 Februari 2024. Dari jumlah tersebut, 42% LoI berasal dari perusahaan asing. 

"Dari 357 LoI yang sudah masuk, ada sekitar 150 LoI yang merupakan perusahaan asing," ujar Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono.

Baca Juga: MenPAN-RB: Sebanyak 200.000 CASN akan Ditempatkan di IKN

Terkait minat investasi sektor energi, Agung mengatakan, negara-negara Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab dan Saudi Arabia menyampaikan minatnya.

"Dan easily bagi mereka antara US$ 5 miliar sampai US$ 10 miliar itu akan dialokasikan rencananya untuk membangun energi terbarukan," ucap Agung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat