KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah menerima penawaran masuk sebesar Rp 52,63 triliun pada lelang Surat Utang Negara (SUN) yang dilaksanakan Senin (12/2). Aktivitas lelang SUN pekan ini dipengaruhi berbagai faktor salah satunya sentimen pemilihan umum (pemilu). Berdasarkan keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, total penawaran yang masuk pada lelang SUN tanggal 12 Februari 2024 sebesar Rp 52,63 triliun. Sementara, nominal yang dimenangkan pada lelang SUN kali ini sebesar Rp 24 triliun. Penawaran masuk (incoming bids) lelang SUN pekan ini lebih rendah daripada lelang sebelumnya sebesar Rp 73,24 triliun. Sementara penawaran diterima (awarded bids) lelang SUN pekan ini dan pekan sebelumnya berjumlah sama yakni Rp 24 triliun.
Adapun terdapat tujuh seri SUN yang ditawarkan pekan ini yakni SPN03240515, SPN12250213, FR0101, FR0100, FR0098, FR0097 serta FR0102. Seri FR0101 merupakan seri dengan jumlah penawaran masuk tertinggi, sekaligus seri dengan penawaran yang paling banyak dimenangkan.
Baca Juga: Penawaran Masuk Rp 52,63 Triliun, Lelang SUN Didukung Perekonomian Domestik Chief Dealer Fixed Income & Derivatives PT Bank Negara Indonesia (BNI) Fudji Rahardjo memandang, faktor pemilu memang cukup berpengaruh bagi minat investor pada lelang SUN kali ini. Terutama investor asing yang masih bersikap
wait and see jelang pemilihan presiden (pilpres) pada 14 Februari 2024. Untungnya, investor lokal cukup aktif dalam mengikuti lelang kali ini. Fudji melihat, investor lokal tengah memanfaatkan momentum di pasar SUN untuk membangun portofolio seiring suku bunga condong menuju penurunan. “Pemilu memang menjadi faktor utama masih
wait and see para investor untuk masuk ke pasar SUN terutama untuk foreign (asing). Namun hasil lelang termasuk cukup baik karena minat masih cukup tinggi,” kata Fudji kepada Kontan.co.id, Senin (12/2). Sementara itu, Fudji menilai, kondisi obligasi pasar global terdapat koreksi. Hal tersebut tercermin dari Yield US Treasury Tenor 10 Tahun yang kembali dalam rentang 4.1 % akibat berbagai data-data ekonomi ataupun tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang rilis beberapa waktu lalu. Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan berpendapat, minat investor pada lelang SUN kali ini masih cukup baik dengan total penawaran masuk mencapai Rp52,63 triliun atau 2,19 kali dari target indikatif. Meskipun angka penawaran terpantau jauh lebih rendah dari lelang SUN sebelumnya. “Minat investor pada lelang SUN kali ini masih cukup baik,” ungkapnya dalam keterangan yang dibagikan, Senin (12/2). Menurut Deni, minat investor pada lelang SUN kali ini berkat positifnya data perekonomian domestik seperti tingkat pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2023 yang mencapai 5,04% year on year (yoy) atau lebih tinggi dari kuartal ketiga 2023 sebesar 4,94%yoy dan ekspektasi sebesar 5%yoy. Selain itu, solidnya cadangan devisa (cadev) Januari 2024 sebesar US$ 145,1 miliar turut mendukung minat lelang. Dari luar negeri, sentimen pasar global masih dibanyangi sikap
wait and see atas langkah The Fed dalam penurunan Fed Fund Rate. Hal itu karena data ekonomi AS terkini cenderung masih tangguh.
Baca Juga: Sepekan Jelang Pemilu, Dana Asing Hengkang Rp 3,01 Triliun Deni memaparkan, minat investor masih dominan pada seri SUN tenor 5 dan 10 tahun, dengan jumlah incoming bids dan awarded bids masing-masing sebesar 59,56% dari total incoming bids dan 59,58% dari total awarded bids. Incoming bids terbesar adalah pada tenor 5 tahun yaitu Rp19,91 triliun atau setara 37,82% dari total incoming bids, sedangkan yang dimenangkan sebesar Rp 9,65 triliun atau setara 40,21% dari total awarded bids. Sementara itu, minat investor asing pada lelang SUN kali ini dinilai juga masih cukup solid dengan jumlah incoming bids sebesar Rp 4,23 triliun. Mayoritas dari penawaran masuk tersebut pada seri SUN tenor menengah (5 tahun) sebesar Rp2,42 triliun atau 57,13% dari total incoming bids investor asing dan dimenangkan sebesar Rp0,68 triliun atau 2,84% dari total awarded bids. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat