KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aliran penanaman modal asing (
foreign direct investment / FDI) ke Indonesia mengalami penurunan sebesar 15% pada tahun 2023. Para ekonom memperkirakan aliran FDI ini masih akan sulit untuk meningkat dalam waktu dekat. Menurut Ekonom dari Bright Institute Awalil Rizky, pencapaian target FDI hingga mencapai angka US$ 30 miliar masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia.
Baca Juga: Ekonom BCA Prediksi FDI Indonesia akan Membaik Didukung Ekonomi yang Stabil Ia menyebut bahwa arah kebijakan ekonomi dan pengelolaan keuangan negara saat ini membuat peningkatan FDI sulit dicapai. “Jika arah kebijakan ekonomi dan pengelolaan keuangan negara masih seperti sekarang, maka akan sulit untuk menaikkan aliran FDI ke Indonesia,” ujar Awalil kepada Kontan.co.id, Senin (28/10). Awalil menambahkan bahwa meskipun tren FDI cenderung menurun pada tahun 2023 dan diperkirakan akan berlanjut pada 2024, penurunan signifikan kemungkinan tidak akan terjadi pada 2025. Menurutnya, FDI di kisaran US$ 20 - US$ 22 miliar sudah cukup rendah bagi Indonesia, yang sebenarnya memiliki banyak potensi investasi asing.
Baca Juga: Investasi Asing ke Indonesia Turun 15% pada 2023, Ini Penyebabnya “Sampai semester pertama 2024, FDI baru mencapai US$ 10,44 miliar. Dengan demikian, kemungkinan besar total FDI di tahun 2024 hanya akan berkisar antara US$ 20-21 miliar,” jelas Awalil. Ia juga menjelaskan bahwa FDI sangat bergantung pada persepsi investor terhadap kondisi jangka menengah dan panjang di Indonesia, terutama dalam hal kepastian hukum dan kebijakan ekonomi yang stabil, terutama di sektor-sektor yang diminati oleh investor asing. Awalil menambahkan bahwa investasi langsung di Indonesia semakin kehilangan daya tariknya akibat beberapa faktor, seperti tingginya biaya produksi dan meningkatnya ketidakpastian dalam hal kepastian hukum dan stabilitas politik. Selain itu, penurunan FDI di Indonesia sering kali beriringan dengan peningkatan FDI di negara-negara lain yang dianggap lebih menarik bagi investor.
"Pertimbangan investor menyangkut banyak faktor, dan persepsi mereka terhadap kondisi di masa depan sangat berpengaruh terhadap keputusan investasi," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto