JAKARTA. PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) kembali menggodok rencana pemecahan nilai nominal saham (stock split). Rencana yang dianggap cukup penting untuk INVS ini tengah dalam pembicaraan dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).Direktur Keuangan INVS, Adrian Ooi menjelaskan, pihaknya memang mendengar bahwa BEI keberatan atas rencana perusahaannya. Untuk itu, Adrian akan kembali melakukan diskusi dengan BEI."Ya intinya, kami akan ajukan kembali mandat untuk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terkait rencana stock split. Walaupun, pada dasarnya para pemegang saham sudah menyetujui sejak tahun lalu," terang Adrian kepada KONTAN di Jakarta, Kamis (21/2).Adrian berkata, stock split itu untuk memudahkan investor yang ingin berinvestasi di dalam saham INVS. Saat ini, harga saham INVS di atas Rp 7.000 per saham dan dianggap terlalu mahal."Nanti, BEI dan OJK tinggal menentukan jadwal kapan INVS bisa stock split. Kami harapkan, bisa tetap terealisasi tahun ini," tambah Adrian.Beberapa waktu lalu, BEI memang mengaku keberatan dengan rencana stock split INVS. Pasalnya, perbandingan antara harga saham dengan laba bersih (price earning ratio/PER) INVS sudah terlalu mahal."Intinya kami keberatan. Tapi kami tidak memiliki hak untuk menyetujui atau tidak rencana stock split," tutur Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen.Hoesen juga menegaskan, selain persoalan PER, BEI mencermati kinerja INVS secara perusahaan. Data terakhir dari Bloomberg, PER INVS sudah mencapai 37,9 kali, dengan return 15,4%. Jumlah PER INVS ini lebih besar dibandingkan dengan PER industri yang hanya 8,36 kali.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
INVS akan bahas stock split dengan BEI dan OJK
JAKARTA. PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) kembali menggodok rencana pemecahan nilai nominal saham (stock split). Rencana yang dianggap cukup penting untuk INVS ini tengah dalam pembicaraan dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).Direktur Keuangan INVS, Adrian Ooi menjelaskan, pihaknya memang mendengar bahwa BEI keberatan atas rencana perusahaannya. Untuk itu, Adrian akan kembali melakukan diskusi dengan BEI."Ya intinya, kami akan ajukan kembali mandat untuk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terkait rencana stock split. Walaupun, pada dasarnya para pemegang saham sudah menyetujui sejak tahun lalu," terang Adrian kepada KONTAN di Jakarta, Kamis (21/2).Adrian berkata, stock split itu untuk memudahkan investor yang ingin berinvestasi di dalam saham INVS. Saat ini, harga saham INVS di atas Rp 7.000 per saham dan dianggap terlalu mahal."Nanti, BEI dan OJK tinggal menentukan jadwal kapan INVS bisa stock split. Kami harapkan, bisa tetap terealisasi tahun ini," tambah Adrian.Beberapa waktu lalu, BEI memang mengaku keberatan dengan rencana stock split INVS. Pasalnya, perbandingan antara harga saham dengan laba bersih (price earning ratio/PER) INVS sudah terlalu mahal."Intinya kami keberatan. Tapi kami tidak memiliki hak untuk menyetujui atau tidak rencana stock split," tutur Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen.Hoesen juga menegaskan, selain persoalan PER, BEI mencermati kinerja INVS secara perusahaan. Data terakhir dari Bloomberg, PER INVS sudah mencapai 37,9 kali, dengan return 15,4%. Jumlah PER INVS ini lebih besar dibandingkan dengan PER industri yang hanya 8,36 kali.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News