IPB Luncurkan Program Studi Ilmu Ekonomi Syariah



BOGOR. Institut Pertanian Bogor (IPB) secara resmi memiliki program studi baru bernama Program Studi (Prodi) Ilmu Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). Peresmian dilakukan langsung oleh Rektor IPB Herry Suhardiyanto, Rabu (5/5) di Bogor.Turut hadir dalam peresmian tersebut meliputi wakil rektor, para dekan, dan guru-guru besar IPB. Selepas peresmian, acara dilanjutkan dengan seminar Internasional Ekonomi Syariah. Dalam seminar, menghadirkan para pembicara Dato' Azmi Omar (Direktur International Institute of Islamic Banking and Finance IIU Malaysia), Didin Hafidhuddin (Guru Besar IPB), Ventje Rahardjo (Direktur Utama BRI Syariah), dan Hanawijaya (Direktur Bank Syariah Mandiri).Herry mengatakan, Prodi Ilmu Ekonomi Syariah FEM IPB merupakan program studi kedua di Indonesia setelah Universitas Airlangga (Unair). Sementara bagi IPB, Prodi Ilmu Ekonomi Syariah merupakan prodi pertama yang baru dibuka sepanjang tahun ini.Dengan pembukaan prodi baru ini, Herry berharap, IPB mampu menyediakan sumber daya manusia (SDM) alias sumber daya insani (SDI) praktisi di industri syariah, peneliti, ataupun pengajar yang berkualitas dan kompeten. "Kami akan mulai menerima mahasiswa baru pada tahun ini. Sebagai permulaan, kami menyediakan 50 kursi baru," katanya.Dekan FEM IPB Yusman Syaukat menambahkan, ke depan, melalui Prodi Ilmu Ekonomi Syariah, diharapkan IPB mampu menjadi lokomotif pengembangan ilmu ekonomi Syariah. "Ini adalah disiplin ekonomi yang positif terhadap pengembangan sistem ekonomi Syariah. Saya berharap IPB mampu menjadi central of excellence pada pengembangan Syariah di Indonesia," ujarnya.Menurut Ketua Tim Prodi Ilmu Ekonomi Syariah FEM IPB Irfan Syauqi Beik, ada beberapa hal mengapa IPB merasa perlu membuka prodi ini. Pertama, ekonomi syariah cukup perspektif menjadi solusi membawa masyarakat menuju pada keadilan dan kesejahteraan.Kedua, ekonomi Syariah sudah cukup lama dan hadir dan dipraktikkan oleh masyarakat di kehidupan sehari-hari. Ketiga, ekonomi Syariah sudah berlaku secara universal.Yang terakhir, pembukaan prodi ini bertujuan menjadi solusi bagi masalah SDI di industri Syariah, entah itu perbankan atau perzakatan. "Bank Indonesia (BI), perbankan syariah setidaknya membutuhkan 14.000 SDI jika ingin mencapai target pertumbuhan 5%. Salah satunya, kami menjembatani masalah ini," ujar Irfan.Irfan bilang, persiapan prodi ini sudah dimulai sejak 1 tahun lalu. Saat ini IPB sudah memiliki dosen berkualifikasi Syariah sebanyak 3 orang. Tahun ini IPB akan merekrut 4 dosen lagi. "Targetnya dalam 2-3 tahun ke depan sudah ada 15 dosen yang berkualifikasi Syariah," imbuh Irfan.Dalam kurikulum dan sistem pengajaran, IPB akan fokus pada perpaduan antara kekuatan pemahaman fikih dan pembelajaran berbasis analisis kuantitatif. Metodologi yang akan diturunkan kepada mahasiswa IPB adalah metodologi Syariah dan metodologi modern atau terkini.Ke depan IPB juga segera menyediakan beberapa laboratorium, seperti laboratoirum zakat dan laboratorium perbankan. "Untuk memperkuat jaringan dan link secara riil, kami juga mengadakan dengan lembaga-lembaga di industri seperti BRI Syariah, Badan Amil Zakat Nasional, dan Republika," tegas Irfan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Johana K.