KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) akan merevisi target pendapatan di tahun ini. Keputusan tersebut diambil melihat kondisi ekonomi global dan nasional. Chiefy Adi Kusmargono, Direktur Utama Indonesia Kendaraan Terminal menyebutkan tahun ini pihaknya membidik pertumbuhan pendapatan 10%. Baca Juga: IPCC tangani pelayanan kargo Toyofuji Serasi Indonesia di terminal domestik Padahal awal tahun lalu, emiten dengan kode saham IPCC di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini membidik pertumbuhan pendapatan 30%. "Iya kami turunkan karena kondisi ekonomi makro," ujarnya usai paparan publik di Jakarta, Selasa (24/9). Menurutnya ada tiga hajatan yang mempengaruhi distribusi. Salah satu faktor utamanya yakni Pemilu yang serentak yang mana industri terkait dengan pembangunan infrastruktur dan tambang melakukan aksi wait and see, khususnya di Periode Maret hingga April lalu. "Akibatnya alat berat turun mencapai 50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu," paparnya. Berdasarkan data internal perseroan jumlah bongkar muat (throughput) sepanjang semester I kemarin untuk segmen CBU tumbuh 7,93%. Kemudian untuk segmen truck & bus turun 17,02%, sparepart turun 27,92%, dan heavy equipment turun 36,48%.
IPCC merevisi pertumbuhan pendapatan dari 30% menjadi 10%
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) akan merevisi target pendapatan di tahun ini. Keputusan tersebut diambil melihat kondisi ekonomi global dan nasional. Chiefy Adi Kusmargono, Direktur Utama Indonesia Kendaraan Terminal menyebutkan tahun ini pihaknya membidik pertumbuhan pendapatan 10%. Baca Juga: IPCC tangani pelayanan kargo Toyofuji Serasi Indonesia di terminal domestik Padahal awal tahun lalu, emiten dengan kode saham IPCC di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini membidik pertumbuhan pendapatan 30%. "Iya kami turunkan karena kondisi ekonomi makro," ujarnya usai paparan publik di Jakarta, Selasa (24/9). Menurutnya ada tiga hajatan yang mempengaruhi distribusi. Salah satu faktor utamanya yakni Pemilu yang serentak yang mana industri terkait dengan pembangunan infrastruktur dan tambang melakukan aksi wait and see, khususnya di Periode Maret hingga April lalu. "Akibatnya alat berat turun mencapai 50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu," paparnya. Berdasarkan data internal perseroan jumlah bongkar muat (throughput) sepanjang semester I kemarin untuk segmen CBU tumbuh 7,93%. Kemudian untuk segmen truck & bus turun 17,02%, sparepart turun 27,92%, dan heavy equipment turun 36,48%.